Denpasar (ANTARA) - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Bali merekrut duta literasi lintas profesi dan latar belakang untuk menggenjot pemahaman dan inklusi keuangan masyarakat.
“Seluruh produk keuangan memiliki karakteristik manfaat dan risiko yang harus diperhatikan,” kata Kepala OJK Provinsi Bali Kristrianti Puji Rahayu di Denpasar, Bali, Senin.
Mereka berasal dari perwakilan mahasiswa, pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), penyandang disabilitas, pelajar dan masyarakat umum.
Ada pun para mahasiswa itu merupakan peserta program kuliah kerja nyata literasi dan inklusi keuangan (KKN LIK) dari Universitas Udayana, Universitas Pendidikan Ganesha, dan Universitas Warmadewa.
Mereka diharapkan mengedukasi masyarakat perihal manfaat dan risiko yang harus dipahami oleh masyarakat sebelum menggunakan produk keuangan, kata Kristrianti.
Sementara itu, ia mengatakan untuk program KKN LIK pada Juli-Agustus 2025 melibatkan sebanyak 751 orang mahasiswa dari tiga perguruan tinggi tersebut.
Nantinya, para mahasiswa akan dilengkapi sistem yang mendukung pelaksanaan, pelaporan dan evaluasi program KKN yang akan dilaksanakan di 50 desa di delapan kabupaten di Bali.
Jumlah peserta KKN literasi itu meningkat dibandingkan 2024 mencapai 677 peserta di 40 desa di Bali dan menjangkau hampir 30 ribu masyarakat.
Edukasi keuangan tersebut akan menyasar seluruh lapisan masyarakat mulai dari aparat desa, ibu rumah tangga, pemuda-pemudi, pelajar, hingga pendampingan terhadap pelaku UMKM.
Selain itu juga dilaksanakan survei profil, potensi ekonomi, hingga inklusi dan literasi masyarakat desa.
Sebelum terjun ke desa, seluruh peserta KKN telah dibekali dengan pengetahuan dan materi tentang pengenalan OJK, karakteristik produk industri jasa keuangan, layanan pelindungan konsumen, waspada investasi dan pinjaman online ilegal, waspada kejahatan keuangan digital, hingga perencanaan keuangan sederhana.
Berdasarkan hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) 2024, masih terdapat celah antara tingkat inklusi (pemanfaatan) dan literasi (pemahaman) keuangan penduduk Indonesia sebesar 9,59 persen.
Ada pun tingkat literasi keuangan sebesar 65,43 persen dan tingkat inklusi keuangan sebesar 75,02 persen.
Baca juga: OJK ajak tiga kampus di Bali genjot literasi dan inklusi keuangan
Baca juga: OJK catat tingkat kredit bermasalah di Bali terkendali
Baca juga: Transaksi saham di Bali tembus Rp2,25 triliun
Baca juga: OJK Bali genjot inklusi keuangan untuk kaum disabilitas
