Denpasar (ANTARA) - Modul ajar literasi keuangan mulai masuk sebagai mata pelajaran di tingkat sekolah menengah atas (SMA) di Bali pada semester II-2025/2026.
"Modul ajar tersebut akan membantu meningkatkan literasi keuangan yang merata bagi seluruh sivitas akademika di perkotaan maupun perdesaan di Bali," kata Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Bali Kristrianti Puji Rahayu di Denpasar, Bali, Jumat.
Ia berharap modul ajar literasi keuangan itu dapat mendukung generasi muda yang mampu mengelola keuangan dengan bijak yang tidak hanya bermanfaat bagi pribadi, tetapi juga berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi.
Total ada 16 jam mata pelajaran yang berisi tentang tugas dan fungsi OJK dalam mengatur, mengawasi, dan melindungi konsumen di sektor jasa keuangan dan masyarakat.
Kemudian, pengenalan industri jasa keuangan termasuk produk dan karakteristiknya, dan mekanisme pelindungan konsumen di sektor jasa keuangan.
Selain itu, waspada kejahatan di sektor jasa keuangan serta panduan dalam penggunaan platform sistem manajemen pembelajaran edukasi keuangan (LMSKU).
Pemerintah Provinsi Bali melalui Kepala Bidang Pembinaan Guru dan Tenaga Kependidikan Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Provinsi Bali I Putu Agus Indrajaya mengapresiasi langkah regulator lembaga jasa keuangan itu mendorong literasi kepada pelajar.
Menurut dia, modul ajar literasi keuangan tingkat SMA/Madrasah Aliyah (MA) menjadi tonggak sejarah dalam dunia pendidikan di Provinsi Bali.
"Modul itu diharapkan dapat mewujudkan masyarakat terutama generasi muda Bali yang memiliki literasi keuangan yang baik dengan sebaran yang merata," ucapnya.
Modul tersebut hadir atas kerja sama OJK bersama Disdikpora Bali, Kantor Wilayah Kementerian Agama Bali, Musyawarah Kerja Kepala Sekolah SMA Bali, dan Musyawarah Guru Mata Pelajaran Ekonomi Bali.
Saat ini jumlah pelajar di Provinsi Bali mencapai 902.437 orang atau 20,23 persen dari jumlah penduduk Pulau Dewata.
Mencermati data tersebut, kata dia, peningkatan literasi keuangan pelajar harus menjadi salah satu prioritas bersama agar pemahaman keuangan menjadi bagian keterampilan esensi yang harus dimiliki sejak usia dini.
Di sela peluncuran modul ajar literasi keuangan tersebut, juga diadakan edukasi kepada pelajar terkait investasi di pasar modal oleh Kepala Kantor Perwakilan Bursa Efek Indonesia Provinsi Bali I Gusti Agus Andiyasa dan literasi keuangan pinjaman daring oleh Asosiasi Fintech Pendanaan Indonesia (AFPI).
