Denpasar (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) Bali mencatat angka inflasi April 2025 lebih rendah dari bulan sebelumnya meskipun sedang berlangsung rangkaian Hari Raya Galungan.
“Inflasi April secara bulanan lebih rendah dibandingkan Maret 2025, begitu pun secara tahun ke tahun,” kata Kepala BPS Bali Agus Gede Hendrayana Hermawan di Denpasar, Jumat.
Diketahui inflasi Bali pada Maret 2025 sebesar 1,61 persen, sementara April 2025 inflasi terjaga di angka 0,73 persen.
BPS Bali melihat lebih rendahnya angka inflasi saat Hari Raya Galungan ini juga imbas dari kondisi bulan sebelumnya yang diisi Hari Raya Nyepi dan Idul Fitri.
Meski demikian, statistik juga memotret ada dampak Hari Raya Galungan terhadap inflasi 0,73 persen April.
Baca juga: BPS: Hunian hotel di Bali turun pada Maret 2025
“Tentu kita ingat April lalu kita merayakan Galungan, sebagian besar penduduk Bali merayakan sehingga terjadi kenaikan permintaan diantaranya komoditas sembako, buah, dan sarana upacara,” ujar Agus Gede.
BPS Bali mencatat inflasi pada April didominasi oleh kenaikan di kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga.
Jika dibedah berdasarkan komoditas, komoditas utama penyumbang inflasi adalah cabai rawit disusul daging babi, bawang merah, minyak goreng, dan kopi bubuk.
“Ini komoditas-komoditas yang memang banyak dibutuhkan ketika perayaan Galungan seperti cabai rawit dan daging babi misalnya,” kata dia.
“Penyebab dominannya bahan makanan seperti bawang merah, bawang putih, beras, pisang, jeruk, dan tongkol diawetkan, canang sari juga mengalami inflasi namun tidak sedominan bawang merah,” sambung Agus Gede.
Baca juga: BPS pusat bantu Bali buat sensus kebudayaan
Sementara ada pula komoditas yang menekan kenaikan harga atau mengalami deflasi seperti tomat, daging ayam ras, telur ayam ras, dan sawi hijau.
BPS menduga penurunan ini akibat saat Maret lalu permintaannya melonjak sehingga penurunan harga menjadi signifikan pada bulan setelahnya.
Jika dibedah berdasarkan wilayah, inflasi tertinggi Bali selama April dibanding bulan sebelumnya terjadi di Kabupaten Tabanan dengan 1,09 persen dan terendah Kabupaten Badung dengan 0,49 persen.