Nusa Dua (Antara Bali) - Gubernur Bali Made Mangku Pastika menyatakan bahwa pihaknya memiliki tekad kuat untuk dapat menjadikan Bali sebagai pulau organik.
"Kami optimistis dalam dua atau tiga tahun ke depan, Bali sudah menjadi pulau organik dengan aneka tumbuhan alami yang terbebas dari unsur kimiawi," kata Gubernur Pastika, di Nusa Dua, Kamis.
Gubernur menyampaikan itu saat mendapat kesempatan khusus untuk menyampaikan presentasi mengenai program "Bali Clean and Green" dalam Forum Pertemuan Meja Bundar Para Menteri Lingkungan se-Dunia yang diselenggarakan United Nations Environment Programme PBB.
Pertemuan tersebut diikuti para menteri lingkungan hidup dari 38 negara, antara lain Austria, Azerbaijan, Banglades, Belgia, Belisa, Bulgaria, Cape Verde, Kolombia, Kosta Rika, Kroasia, Korea Selatan, Estonia, Fiji, Grenada, Guyana, Italia, Jepang, Malaysia, Lesoto, Amerika Serikat dan Zimbabwe.
Kepala Biro Humas dan Protokol Pemprov Bali Putu Suardhika menyebutkan, Gubernur Pastika hadir pada pertemuan tersebut bukan sebagai delegasi, melainkan mendapat undangan khusus dari pihak penyelenggara kegiatan.
Gubernur menyatakan bahwa Bali sangat optimistis mampu menjadi pelopor dalam upaya mewujudkan perekonomian hijau seperti yang didengungkan masyarakat internasional.
"Alasannya, karena Bali merupakan pulau yang kecil. Kedua, jumlah penduduknya relatif tidak banyak dan mayoritas Hindu yang telah memiliki nilai-nilai kearifan lokal atau local wisdom," ucapnya.
Dikatakan, kearifan lokal Bali yang sejak berabad-abad lamanya telah dianut oleh masyarakatnya itu, adalah menjunjung tinggi keseimbangan hubungan manusia dengan alam, manusia dengan manusia dan manusia dengan Tuhan, atau dikenal dengan filosofi Tri Hita Karana.
Oleh karena itu, lanjut dia, tidak begitu menyulitkan bagi Bali dalam menuju dan mewujudkan perekonomian hijau.
"Bali akan siap memberikan pelayanan lengkap dalam menjamu wisatawan internasional yang ingin menikmati aneka makanan dan produk organik asli Bali," katanya.
Menurut dia, semua itu akan menjadi kenyataan sehubungan Bali telah menyiapkan diri ke arah terwujudnya pulau organik.
"Kami juga telah mendeklarasikan bahwa Bali akan menjadi provinsi hijau pertama di Indonesia," kata Pastika menandaskan.
Pada kesempatan tersebut Gubernur Pastika juga sempat memperkenalkan konsep Nyepi kepada seluruh delegasi.
Ia mengatakan, jika para delegasi pertemuan kali ini ingin mengetahui Nyepi, datanglah ke Bali pada 26 Maret 2010. Pada saat itu, lanjut dia, seluruh masyarakat Bali tidak ada yang bepergian, semuanya tinggal di rumah.
"Warga hari itu total melakukan introspeksi diri dengan membatasi kegiatan sehari-hari untuk memberi kesempatan kepada alam beristirahat. Hanya satu hari," katanya.
Nyepi di Bali tiada duanya di dunia. Karena itu, ajak gubernur, datanglah ke Bali sebelum Nyepi, karena pada saat Nyepi tidak ada penerbangan, tidak ada transportasi.
Tidak hanya itu, saat Nyepi juga di Bali tidak ada musik, tidak ada orang bekerja, tidak ada hiburan di bioksop dan sebagainya. "Semua itu merupakan cara orang Hindu Bali dalam menghormati alam," kata Gubernur Pastika disambut tepuk tangan panjang para delegasi dari 38 negara di dunia.(*)