Denpasar (Antara Bali) - Pemerintah Provinsi Bali melakukan langkah strategis dalam menuju pertanian organik, sekaligus mewujudkan Pulau Bersih dan Hijau (Bali Clean and Green) dan pembangunan yang berkelanjutan.
"Dalam bidang pertanian menekankan upaya menuju pertanian organik dan ramah lingkungan," kata Kepala Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Provinsi Bali Ida Bagus Wisnuardana, di Denpasar, Minggu.
Ia mengatakan, langkah strategi yang dilakukan dengan memperbanyak kegiatan sistem pertanian terintegrasi (Simantri) dan menekankan penggunaan pupuk organik, menghindari penggunaan festisida dan pupuk produksi pabrik.
Dalam tahun 2014 menambah 100 unit Simantri dengan dukungan dana APBD Bali sebesar Rp20 miliar, meningkat Rp5 miliar dibanding tahun sebelumnya yang hanya Rp15 miliar untuk membangun 75 unit.
Masing-masing Simantri mendapat kucuran dana sebesar Rp200 juta yang diarahkan untuk mendukung berbagai kegiatan program pengembangan pertanian dalam arti luas.
Dana itu antara lain diarahkan untuk mendukung pengembangan tanaman pangan, sektor perkebunan, sektor perikanan dan sektor peternakan yang menekankan pada upaya pembibitan ternak sapi Bali.
Ida Bagus Wisnuardana menambahkan, pengembangan Simantri yang digarap sejak tahun 2009 itu hingga kini telah terbentuk 504 Simanteri yang tersebar di tingkat desa pada delapan kabupaten dan satu kota di Bali.
Masing-masing Simantri yang mengembangkan ternak sapi untuk pembibitan itu diarahkan untuk mampu mengolah limbah ternak menjadi pupuk organik guna memenuhi kebutuhan petani di wilayah lingkungannya masing-masing.
Pihaknya memberikan bantuan alat pengolah pupuk organik (APPO) dan membangun rumah percontohan pengolahan pupuk organik kepada sejumlah Simantri.
Dengan berbagai upaya strategis itu diharapkan mampu mewujudkan pertanian organik sekaligus mendukung Bali menjadi Pulau bersih dan hijau, harap Ida Bagus Wisnuardana. (WDY)