De Gadjah boyong Bobon Santoso masak besar di Klungkung

Denpasar (ANTARA) - Ketua DPD Partai Gerindra Bali Made Muliawan Arya atau De Gadjah memboyong pemengaruh Bobon Santoso untuk masak besar di Kabupaten Klungkung.

De Gadjah yang juga maju sebagai calon gubernur di Pilkada Bali itu mengatakan tujuan masak besar karena banyak masyarakat di Indonesia tidak bisa merasakan makan yang bergizi.

“Jadi program ini sekalian mensosialisasikan program Pak Prabowo makan siang bernutrisi kepada masyarakat, ibu-ibu hamil, anak TK, SD, SMP, SMA yang memang itu sangat penting,” kata dia dalam keterangan yang diterima di Denpasar, Kamis.

De Gadjah mengatakan bahwa anak-anak Bali adalah anak-anak yang cerdas, namun masih ada infrastruktur pendidikan yang tidak merata dan nutrisi yang kurang merata di Bali ini.

“Bagaimana cara kita kedepannya semua dibidang pendidikan dan juga sarana dan prasarana merata di seluruh Bali dan juga makan siang bernutrisi ini akan merata diseluruh Bali,” ujarnya.

Baca juga: Mulia-PAS: Nomor urut satu target mereka di pengundian Pilkada Bali

Kegiatan masak besar sendiri berlangsung di SMAN 1 Dawan, dimana Bobon Santoso menyajikan 2.000 porsi nasi ayam kecap dan juga 1.000 liter es susu jagung secara gratis.

Bobon mengatakan bahwa tujuannya masak besar agar masyarakat khususnya anak-anak dapat merasakan makanan dan minuman bergizi.

“Kita pengen masak untuk adik-adik supaya dapat menikmati makanan bergizi, karena hari ini kita masak ayam kecap dan susu jagung yang kita bagikan secara gratis,” kata Bobon.

Lebih lanjut, ia menyampaikan bahwa De Gadjah adalah sosok tokoh yang asik dan humble serta dekat dengan masyarakat.

Baca juga: Aktivis 98 di Bali titip harapan ke paslon Mulia-PAS

“De Gadjah asik orangnya dan juga humble tentunya, tadi juga De Gadjah menyerap aspirasi masyarakat. Pokoknya Bang De Gadjah salah satu pemuda Bali terbaik,” ujarnya.

Pemengaruh itu berharap De Gadjah yang maju di Pilkada Bali agar bisa selalu menjaga Bali dalam banyak aspek, terutama Bali sebagai daerah paling toleransi di Indonesia.

“Kita harap perubahan di Bali ini semakin banyak, terus terang Bali ini sebagai tempat wisata yang hanya dikeruk terus-terusan secara ekonomi tapi tidak ada penyelesaian secara sistematis,” tuturnya.