Denpasar (ANTARA) - Pemerintah Kota Denpasar, Bali, mempopulerkan pemakaian kain-kain tradisional dalam keseharian, khususnya kain tenun endek melalui ajang Denpasar Fashion Street (DFS) 2024 yang akan digelar pada 8 Juni 2024.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Denpasar Ni Nyoman Sri Utari di Denpasar, Kamis, mengatakan DFS merupakan ajang fesyen yang diinisiasi oleh Disperindag dan Dekranasda Kota Denpasar, sekaligus dalam peringatan Bulan Bung Karno.
"DFS mengambil konsep fashion on the street (fesyen jalanan) ini yang tentunya berbeda dibandingkan pagelaran fesyen kebanyakan," ucapnya.
DFS 2024 akan digelar di pelataran lobi Dharma Negara Alaya (DNA), Lumintang, Denpasar, pada 8 Juni 2024 mulai pukul 17.00 Wita untuk street catwalk atau peragaan busana di jalan yang terbuka untuk umum. Selain itu juga ada "fashion show" di panggung pada pukul 19.00 Wita.
"DFS kali mengusung campaign fashion for all, yang bermakna siapapun bisa turut berpartisipasi di dalamnya karena fesyen semestinya bisa dinikmati siapa saja, akses publik untuk semua," ucapnya.
Warga Kota Denpasar dipersilakan untuk ikut hadir menyaksikan dan meramaikan kegiatan ini dengan mengenakan dress code "Endek Streetstyle", serta merasakan pengalaman untuk tampil di "street catwalk" yang disediakan.
"DFS terbuka untuk semua kalangan, senada dengan semangat kebhinnekaan bangsa Indonesia, menyatu dalam keberagaman," ujarnya lagi.
Sri Utari menambahkan, ajang fesyen tersebut juga didedikasikan untuk mengapresiasi kreativitas para desainer di Kota Denpasar serta para penikmat fesyen yang telah berkontribusi mengembangkan dan mengenakan kain-kain tradisional ke ranah kekinian sehingga tetap lestari dan kelak bisa diwarisi ke generasi selanjutnya.
"DFS kami harapkan dapat menjadi pemantik untuk lebih mempopulerkan pemakaian kain-kain tradisional Bali khususnya endek dalam keseharian, tidak sebatas untuk upacara adat dan agenda resmi," katanya.
Peragaan busana DFS 2024 akan diikuti oleh 13 desainer-desainer Kota Denpasar diantaranya Rhea Cempaka, Taksu, Ishana, Aditri, Kwace, Bali Nusa, Anacaraka, Bali Puspa, Kinara, Anyar, Lului & Mahoni Studio (IDB Bali), dan ISI Denpasar. Sedangkan model yang dilibatkan sebanyak 30 orang.
"Tema yang diangkat tahun ini ialah Sanja Dewangga yang bermakna kain-kain indah mempesona kekayaan Nusantara yang tentunya menuturkan jejak lusi dan pakan dengan beragam kisah di belakangnya," katanya.
Baca juga: Kemenkumham dorong warga Bali daftarkan kekayaan intelektual komunal
Baca juga: Kain endek Sekar Jepun, kain tenun asli Kota Denpasar