Denpasar (ANTARA) - Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali memastikan babi yang akan dipotong untuk persiapan Hari Raya Galungan di provinsi itu dalam kondisi sehat dan aman untuk dikonsumsi.
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali Wayan Sunada di Denpasar, Senin, mengatakan pihaknya rutin melakukan pengecekan atau surveilans untuk memastikan kesehatan babi dan ternak lainnya, sehingga tidak hanya menjelang hari raya keagamaan.
"Tidak boleh sembarang orang melakukan surveilans, harus ada dokter hewan karena ada SOP (standar, operasional dan prosedur) yang harus dipatuhi. Apalagi sebelumnya ada musim penyakit virus ASF (demam babi afrika)," ujar Sunada.
Pihaknya bersinergi dengan pemerintah kabupaten/kota se-Bali sudah terus turun untuk mengantisipasi penyakit ASF tersebut.
Demikian pula di tempat pemotongan hewan juga harus sesuai dengan SOP untuk memastikan kesehatan hewan yang dipotong.
"Kami juga kawal proses pemotongan dan tidak boleh sembarangan," katanya.
Sunada menyampaikan jumlah total populasi babi di Bali saat ini mencapai lebih dari 500 ribu ekor. Babi yang ada di Bali tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan di dalam daerah, tetapi juga ada yang dijual ke luar daerah.
"Setiap hari ada babi yang dikirim keluar Bali seperti ke Lampung dan Kalimantan Barat. Yang jelas, perkembangbiakan babi di Bali itu cepat, tidak seperti sapi," ujarnya.
Terkait dengan rangkaian perayaan Galungan, khususnya saat umat Hindu melakukan penyembelihan babi di Hari Penampahan Galungan pada Selasa (27/2), Sunada memastikan daging babi tersedia dalam jumlah yang cukup.
"Intinya masyarakat tidak sampai kekurangan daging babi. Kami pastikan aman karena populasi babi di Bali sudah lebih dari 500 ribu ekor," katanya
Sedangkan terkait harga daging babi saat ini juga diakui Sunada masih relatif stabil yakni berkisar Rp40 ribu untuk berat per kilogram babi hidup.