Denpasar (ANTARA) - Pemerintah Kota Denpasar, Bali, pada 2024 ini fokus untuk menggarap Desa Wisata Serangan agar benar-benar menjadi desa wisata yang menawarkan konsep pariwisata berkelanjutan dan sekaligus mampu menggerakkan ekonomi masyarakat setempat.
Kepala Dinas Pariwisata Kota Denpasar Ni Luh Putu Riyastiti di Denpasar, Rabu, mengatakan untuk penataan Serangan sebagai Kampung Kuliner Seafood ditargetkan selesai 2024, sedangkan penataan fisik akan rampung di 2025.
"Kami harapkan di 2025 itu jalan setapak dan infrastruktur fisik lainnya sudah selesai semuanya. Proses pembangunan infrastruktur fisik memerlukan proses yang lebih lama karena tentu harus melalui proses tender," ucapnya.
Sedangkan untuk menjadikan Desa Wisata Serangan sebagai Kampung Kuliner, pihaknya optimistis bisa selesai tahun ini karena masyarakat setempat sebelumnya juga telah mendapatkan pelatihan kuliner agar dapat menyajikan hidangan yang unggul, enak, higienis dan menarik.
Baca juga: Pemkot Denpasar - LPS buat pelatihan kuliner untuk 200 warga Serangan
"Selain itu, Serangan juga memperoleh Dana Alokasi Khusus untuk membangun Kampung Kuliner Seafood," ujarnya.
Daya tarik Serangan yang berhasil meraih peringkat III nasional dalam Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2023 itu tak hanya soal kuliner juga dalam hal kekayaan alam, daya tarik wisata heritage, dan kehidupan masyarakatnya yang multikultur.
Bahkan, ujar Riyastiti, pemerintah pusat menargetkan Serangan menjadi desa wisata yang menawarkan konsep BGC yakni Blue (bagus secara lingkungan), Green (berkelanjutan) dan Circulated Economy (perekonomian masyarakatnya bergerak).
Menurut dia, pengembangan Desa Wisata Serangan dengan konsep BGC tersebut sudah diinisiasi pemerintah pusat ketika pelaksanaan KTT G20 sehingga sampai dibuatkan masterplan untuk seluruh kawasan.
Baca juga: Pemkot Denpasar majukan potensi wisata Desa Kertalangu dan pulau Serangan
Pengembangan Desa Serangan dengan konsep pariwisata berkelanjutan, tambah dia, tentunya harus ada partisipasi masyarakat agar tidak tertinggal dan dalam upaya pengentasan kemiskinan.
"Demikian pula generasi mudanya bisa aktif mengembangkan pariwisata di sana sehingga bisa lebih layak secara ekonomi, budaya dan lingkungan," kata Riyastiti.
Yang jelas, kata Riyastiti, masyarakat Desa Serangan sangat memiliki peluang untuk meningkatkan taraf hidupnya apalagi berdampingan dengan Kawasan Ekonomi Khusus Kura-Kura Bali.
"Jangan sampai masyarakat Serangan menjadi penonton di wilayah sendiri. Kami harapkan dapat bersama-sama berubah ke arah yang lebih baik," ujarnya.