Denpasar (ANTARA) - Pemerintah Kota Denpasar, Bali, merancang pengembangan kampung kuliner seafood (makanan laut) dan "one stop tourims" di Desa Serangan yang merupakan salah satu program prioritas pemkot setempat di bidang pariwisata.
"Dengan demikian, secara berkelanjutan dapat mendukung optimalisasi destinasi wisata di Kota Denpasar, khususnya di Serangan," kata Wakil Wali Kota Denpasar I Kadek Agus Arya Wibawa di Denpasar, Jumat.
Arya Wibawa menyampaikan hal tersebut saat memimpin langsung rapat pembahasan CSR pengembangan wilayah Serangan di Ruang Praja Madya, Kantor Wali Kota Denpasar.
Tampak hadir dalam kesempatan tersebut Plt Kadis Pariwisata Kota Denpasar I Gusti Ayu Laxmy Saraswaty, Kepala Sub Bidang Pariwisata Bapennas Istasius Angger Anindito, perwakilan dari PT Bali Turtle Island Development (BTID).
Selain itu juga hadir anggota DPRD Kota Denpasar Wayan Suadi Putra serta perwakilan masyarakat Desa Adat Serangan.
"Dengan berbagai potensi yang ada di wilayah Desa Adat Serangan seperti wisata kuliner bahkan wisata spiritual dengan adanya Pura Sakenan dan Masjid As-Syuhada bila dikembangkan dan dikemas lebih lanjut akan memiliki nilai untuk menarik wisatawan domestik maupun mancanegara," ujar Arya Wibawa.
Di sisi lain, kata dia, pengembangan melalui pelatihan ini juga bagus bagi pengembangan sumber daya manusia masyarakat di Desa Adat Serangan.
Sementara itu, Plt Kadis Pariwisata Kota Denpasar I Gusti Ayu Laxmy Saraswaty mengatakan pengembangan kampung kuliner seafood Serangan akan diawali degan pelatihan terkait sanitasi, higienitas pengolahan produk kuliner serta program membedah potensi kuliner yang ada di Serangan.
Baca juga: Menikmati kuliner di atas kapal di Pulau Serangan
Beberapa potensi yang khas yakni olahan cumi, udang, gurita, rumput laut, sehingga begitu dikembangkan menjadi kampung kuliner akan memiliki cita rasa khas yang bernilai jual secara nasional maupun internasional.
"Nanti juga rencananya akan mendatangkan ahli kuliner internasional untuk bisa membedah resep-resep kuliner tradisional di Serangan itu sehingga dapat dikemas lebih baik tanpa meninggalkan budaya dan heritage-nya," ujarnya
Rencana CSR ini diharapkan dapat dilakukan pada 2023 dan 2024 dalam bentuk pelatihan pemandu wisata lokal, pelatihan manajemen acara, pelatihan hospitality serta pelatihan food and beverage untuk bisa mengolah dan mengemas segala potensi yang ada di Serangan.
Selain itu di 2024 nanti juga akan dilaksanakan pelatihan Pengelola Kampung Kuliner oleh BUPDA Desa Adat Serangan serta akan dilakukan pelatihan Pusat Informasi Turis.
Baca juga: Forum THK wisata ke Pulau Serangan hasil pendanaan campuran
Tak hanya itu, terdapat pula sebanyak 25 UMKM pedagang suvenir akan mendapat pelatihan dan pendidikan.
Selanjutnya, adanya sarana-sarana penunjang seperti pembangunan jogging track di wilayah yang dikembangkan, akan dikaji dan diusulkan ulang untuk dilakukan perancangan ulang dari dari pihak BTID agar lebih menyamakan persepsi terkait konsep dengan pihak Pemkot Denpasar.
"Semuanya menjadi harapan kami agar nanti wilayah Serangan ini dapat menjadi One Stop Destination. Dengan demikian, para wisatawan yang berkunjung akan mendapatkan paket lengkap wisata," katanya.
D satu lokasi meliputi wisata belanja produk kerajinan, wisata kuliner, wisata alam bahkan wisata spiritual. Tentu akan meningkatkan nilai dari Pariwisata di Kota Denpasar juga," harap Laxmy Saraswaty.