Negara (Antara Bali) - Bupati Jembrana I Putu Artha mendatangi areal persawahan di Desa Budeng dan turut serta menghalau ratusan burung pipit yang memakan padi.
"Kalau serangan burung pipit dalam kelompok besar dan terus menerus, bisa merugikan petani," kata Artha, sambil sesekali ikut mengibaskan alat penghalau milik petani.
Menurut Artha, serangan burung pipit tidak boleh diremehkan, dan harus mendapatkan penanganan serius seperti serangan hama-hama lainnya.
Setelah mendapatkan keterangan dari I Nyoman Sudiana, salah seorang petani, yang mengaku menangkal serangan burung pipit dengan memasang jaring di atas tanaman padinya, Bupati Artha langsung memerintahkan Kepala Dinas Pertanian, Perkebunan Dan Peternakan, I Ketut Wiratma untuk mengkaji hal tersebut.
"Kalau pemasangan jaring efektif untuk menangkal hama burung, segera kaji apa mungkin pemkab membantu pengadaannya. Saya ingin, produktivitas padi bisa meningkat," ujar Artha.
Menurut Sudiana, tidak semua petani mampu untuk membeli jaring yang harganya Rp100 ribu hingga Rp150 ribu per gulung.
"Satu petak sawah minimal memerlukan lima gulung jaring, padahal rata-rata petani menanam padi lebih dari satu petak. Saya sendiri memerlukan biaya Rp3 juta untuk membeli jaring," katanya.
Selain hama burung pipit, Bupati Artha juga mengaku, pihaknya sudah mempersiapkan dana talangan untuk mengantisipasi harga gabah yang anjlok saat panen. "Kami ingin harga gabah petani stabil dan menguntungkan, serta tidak dipermainkan tengkulak saat panen raya," ujarnya.(GBI/IGT)
Bupati Jembrana Turut Halau Serangan Burung
Jumat, 25 Januari 2013 15:06 WIB
