Denpasar (ANTARA) - Dinas Ketenagakerjaan dan ESDM Bali mengajak jurnalis ikut mengedukasi masyarakat mengenai target Bali emisi nol bersih 2045.
“Hari ini jurnalis menjadi bagian dari membangun ekosistem itu, untuk lebih cepat memberikan edukasi. Ini sangat penting dan sedang kami lakukan di provinsi, akademisi dan mitra-mitra pembangunan,” kata Kepala Disnaker ESDM Bali Ida Bagus Setiawan di Denpasar, Sabtu.
Maka dari itu, menurut dia harus dibangun pemahaman yang sama mengenai emisi nol bersih agar sampai ke masyarakat dan target ini tidak sekadar dokumen.
Pemprov Bali sendiri sudah berupaya mengenalkan emisi nol bersih kepada masyarakat secara langsung seperti menggelar diskusi dengan pelajar SMA/SMK, juga ke depan bersama mitranya Institute for Essential Services Reform (IESR) akan menggelar road show.
“Tugas kami di pemerintah untuk yang sesama pemerintah, minggu depan kita akan mengundang tim pembangunan masing-masing kabupaten/kota untuk duduk menyamakan frekuensi persepsi bagaimana strategi menuju Bali Net Zero Emission,” ujar Setiawan.
Menurut Kepala Disnaker ESDM Bali itu, agar masyarakat dapat menerapkan penggunaan energi bersih perlu contoh, dan pemerintah mencoba tidak hanya dengan kebijakan namun dengan memberi contoh penggunaan energi bersih seperti PLTS Atap di kantor.
“Bali Net Zero Emission 2045 bukan hanya tentang program Pemprov Bali semata, tetapi juga mengenai bagaimana kita semua dapat terlibat dalam menjaga alam Bali,” kata dia.
“Untuk itu, selain mengakselerasi penggunaan energi terbarukan, Pemprov Bali juga mendorong peningkatan SDM terkait pemahaman individu tentang pentingnya pengurangan emisi hingga meningkatkan kemampuan siswa SMK agar nantinya dapat terserap di lapangan pekerjaan hijau,” sambungnya.
Dalam kegiatan promosi penggunaan energi terbarukan Sustainable Energy (SE) Bali, Direktur Eksekutif IESR Fabby Tumiwa menambahkan bahwa jika target ini tercapai maka akan berpengaruh dalam peningkatan ekonomi yang berkelanjutan, terutama di sektor pariwisata.
“Ada tiga alasan yang menjadikan Bali strategis untuk mencapai target ini. Pertama, budaya Bali yang sangat erat dalam menjaga keselarasan hidup dengan alam. Kedua, pemerintahnya mempunyai semangat untuk menjadikan Bali lestari dengan energi berkelanjutan,” ujarnya.
Selain itu, menurut dia, pemanfaatan energi terbarukan akan menjadikan Bali lebih menarik untuk dikunjungi wisatawan seiring dengan meningkatnya kesadaran dunia untuk mengatasi krisis iklim.
Ketua Center of Excellence Community of Based Renewable Energy (CORE) Universitas Udayana Prof. Ida Ayu Dwi Giriantari selaku akademisi menambahkan, sebelum menuju energi bersih untuk seluruh Bali, ada Nusa Penida yang menjadi percontohan awal.
Daratan milik Kabupaten Klungkung itu ditargetkan menggunakan 100 persen energi terbarukan pada 2030, dengan salah satu langkahnya dengan pengoperasian PLTS hybrid di Nusa Penida dengan kapasitas 3,5 Megawatt peak (MWp).
PLTS ini terletak di lahan seluas 4,5 hektar, bukan hanya sebagai sumber energi yang bersih dan berkelanjutan, tetapi juga memiliki potensi sebagai destinasi ekowisata yang menarik di Bali.
“Pencapaian target 100 persen energi terbarukan di Nusa Penida merupakan langkah nyata dalam mendukung keberlanjutan dan keseimbangan ekosistem. Kami sangat percaya bahwa potensi energi terbarukan, seperti surya, angin, dan hidro, dapat dimaksimalkan untuk mencapai keberlanjutan lingkungan,” kata Prof Ida Ayu.
Baca juga: Dishub Bali dorong penggunaan kendaraan listrik dan transportasi publik