Denpasar (ANTARA) - Kampus Politeknik Pariwisata (Poltekpar) Bali yang juga perpanjangan tangan Kemenparekraf membagikan ilmu mengenai pemasaran digital ke masyarakat di Desa Wisata Cau Belayu, Tabanan.
"Para peserta sangat antusias terlibat dalam diskusi dan praktik terkait pemasaran digital, Bisnis Model Canvas, soft skill berwirausaha, serta pengembangan inovasi produk desa wisata," kata Kepala Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Poltekpar Bali I Gusti Ngurah Agung Suprastayasa.
Dalam keterangan yang diterima di Denpasar, Jumat, dijelaskan bahwa pelatihan pemasaran digital produk kewirausahaan ini bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan dan daya saing ekonomi masyarakat desa melalui pengembangan usaha kewirausahaan serta pemanfaatan potensi wisata berkelanjutan dalam sektor pariwisata dan UMKM.
Kegiatan ini berlangsung pada 23-25 Oktober 2023 dengan diikuti 30 peserta dari Desa Wisata Cau Blayu yang merupakan perwakilan perangkat desa, pemilik dan pengelola UMKM, pegiat pariwisata desa, dan masyarakat lokal.
Adapun ilmu yang dibagikan seperti praktik pembuatan Bisnis Model Canvas pada UMKM masing-masing warga, Poltekpar Bali menghadirkan ahli di tengah-tengah peserta agar memudahkan mereka dalam belajar.
Untuk topik pengenalan Bisnis Model Canvas Desa Wisata disampaikan oleh Kepala Unit Kewirausahaan Poltekpar Bali Putu Esa Widahartana, untuk menekankan keterampilan soft skill berwirausaha disampaikan I Nyoman Sudiksa.
Selain dari sisi akademis, pengayaan materi soal pemasaran digital diberikan oleh pakar profesional yaitu Founder & CVO Madhava Enterprise Ida Bagus Putu Agus Garlika, dan inovasi kewirausahaan produk desa wisata dari praktisi desa wisata yaitu I Wayan Wardika.
Ngurah Agung berharap dengan adanya kegiatan ini akan terbentuk kelompok-kelompok usaha masyarakat yang menerapkan ilmu pemasaran sesuai yang diajarkan, serta pengembangan dan produksi produk kewirausahaan yang unik dan berkualitas.
Menurutnya, dalam berwirausaha di desa wisata penting untuk berinovasi dan berkolaborasi dalam menghadapi perubahan tren pariwisata saat ini.
"COVID-19 telah mengajarkan kita bahwa pariwisata merupakan sektor yang sangat rentan akan perubahan. Selain itu, dampak jangka panjang pariwisata tidak serta merta dirasakan segera setelah kegiatan ini berakhir. Melalui semangat kolaborasi dan inovasi dalam berwirausaha, pariwisata akan dapat memberikan multiplying effect yang besar bagi desa,” ujarnya.
Sehingga dengan pengembangan produk kewirausahaan pada UMKM di desa wisata, diharapkan produk wisata dan UMKM lokal dapat semakin berkembang dan membawa manfaat yang signifikan bagi masyarakat.