Denpasar (ANTARA) - Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Wilayah III Denpasar meminta masyarakat mewaspadai 10 kecamatan di Bali masuk kategori awas kekeringan karena berturut-turut tidak ada hujan selama 94-100 hari.
Koordinator Bidang Data dan Informasi BBMKG Wilayah III Denpasar I Nyoman Gede Wiryajaya di Denpasar, Sabtu, menjelaskan 10 kecamatan itu paling banyak ada di Kabupaten Buleleng.
Sebanyak 10 kecamatan itu, yakni Kabupaten Buleleng di Kecamatan Gerokgak, Buleleng, Sawan, dan Kubutambahan, Kabupaten Karangasem di Kecamatan Kubu yang 100 hari tanpa hujan, Kabupaten Badung di Kecamatan Kuta, Kuta Utara, dan Kuta Selatan, serta Kota Denpasar dan di Nusa Penida, Kabupaten Klungkung.
Pihaknya melakukan pengamatan terkait potensi kekeringan per 10 hari atau 10 dasarian dan diperbarui pada 30 Oktober 2023.
Meski begitu, beberapa wilayah lainnya diperkirakan berpotensi terjadi hujan pada 21-31 Oktober 2023 di Kecamatan Pekutatan, Kabupaten Jembrana, Kabupaten Tabanan di Kecamatan Pupuan, Penebel, dan Selemadeg.
Pada periode 1-10 November 2023 diperkirakan terjadi peralihan dari kemarau ke hujan di sebagian besar wilayah Bali.
BBMKG Denpasar memperkirakan puncak musim hujan di Bali terjadi pada Januari 2024 dengan curah hujan diperkirakan pada rentang 500-600 milimeter per bulan sehingga perlu diwaspadai dampak bencana hidrometeorologi di antaranya banjir dan tanah longsor.
Hanya satu zona musim yakni Karangasem bagian selatan yang diperkirakan puncak musim hujan terjadi pada Februari 2024.
BBMKG Denpasar mengimbau masyarakat untuk bijak mengonsumsi air, melindungi diri dari potensi paparan sinar ultraviolet ekstrem menggunakan tabir surya, dan menjaga tubuh tetap terhidrasi dengan baik.
Ia mengharapkan masyarakat mengamati perkembangan cuaca BMKG, salah satunya melalui aplikasi InfoBMKG.