Jakarta (ANTARA) - Duta Bahasa Provinsi Bali Ni Putu Elsinthia Suryaningsih dan I Wayan Windi Artha meraih penghargaan sebagai Duta Bahasa Terbaik Kedua Tingkat Nasional Tahun 2023.
Ajang pemilihan duta bahasa ini merupakan salah satu upaya dalam meningkatkan peran serta partisipasi generasi muda Indonesia dalam memantapkan fungsi bahasa Indonesia, bahasa daerah, dan bahasa asing guna memperkuat jati diri bangsa Indonesia.
Perhelatan Duta Bahasa Nasional merupakan program yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia (Kemendikbudristek) melalui Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa) guna menyokong eksistensi bahasa Indonesia.
Di tahun ini, Provinsi Bali sebagai salah satu bagian dari 31 finalis lainnya dalam ajang Duta Bahasa Nasional, telah menggagas sebuah krida kebahasan dan kesastraan yang dikenal dengan Paplajahan Aksara, Basa, lan Sastra Bali (Parasali).
“Melihat fenomena bahwa saat ini materi pembelajaran untuk bahasa daerah kurang interaktif terutama bagi para generasi muda, maka kami menyongsong sebuah krida dengan fokus utama pembelajaran bahasa dan sastra Bali, yakni laman Paplajahan Aksara, Basa, lan Sastra Bali (Parasali),” kata Windi Artha di Jakarta, Jumat (29/9).
Sebagai aktualisasi dari program krida kebahasaan dan kesusastraan, Duta Bahasa Provinsi Bali telah melakukan sosialisasi dan edukasi laman parasali.com, yang menyasar siswa sekolah dasar, pengajar bahasa daerah, penyuluh bahasa daerah, dan kalangan masyarakat umum.
Duta Bahasa Provinsi Bali I Wayan Windi Artha dan Ni Putu Elsinthia Suryaningsih menegaskan bahwa, persiapan dalam menuju pemilihan Duta Bahasa Tingkat Nasional ini sudah berjalan selama hampir empat bulan, terhitung dari bulan Juni hingga September. Selain krida kebahasaan dan kesastraan, terdapat pula komponen penilaian yang mencakup seni dan budaya, wicara publik, uji kemampuan berbahasa asing, penulisan artikel, dan tes psikologi.
Melalui perhelatan duta bahasa yang dimulai dari tingkat provinsi sampai nasional, para generasi muda sebagai pemegang estafet kebahasaan diharapkan mampu berkontribusi dalam mendukung Trigatra Bangun Bahasa, guna memperkenalkan bahasa Indonesia hingga kancah internasional.