Denpasar (ANTARA) - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali menyebut kunjungan wisatawan India ke Pulau Dewata yang terus meningkat, berperan penting untuk menggerakkan sektor pariwisata dan mesin ekonomi di daerah setempat.
"Wisatawan India memiliki peran penting untuk menggerakkan pariwisata Bali. Oleh karena itu, momentum ini harus kita jaga bersama agar bisa tumbuh semakin baik," kata Sekretaris Daerah Provinsi Bali Dewa Made Indra, di Denpasar, Senin.
Dewa Indra menyampaikan hal tersebut saat membuka Suryaloka (Survei Bicara dan Perekonomian Bali Terkini) dan Tourism Talk yang digelar oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Provinsi Bali.
"Pariwisata masih menjadi sektor paling penting untuk menggerakkan mesin ekonomi Bali, sehingga perlu kerja keras bersama, terutama untuk membuka pasar-pasar baru," ujarnya.
Dewa Indra mengemukakan kunjungan wisatawan India ke Bali pada 2023 ini tercatat menempati posisi kedua tertinggi setelah wisatawan Australia.
"Sampai 31 Agustus 2023, kunjungan wisatawan India ke Bali sudah 288 ribu lebih. Saya optimis hingga akhir tahun bisa mencapai lebih dari 374 ribu jiwa. Saat 2019, kunjungan wisatawan India ke Bali mencapai 374 ribu," ujarnya.
Ia menambahkan, kunjungan wisatawan India pada 2020 dan 2021 mengalami penurunan karena pandemi COVID-19 yang melanda seluruh dunia. Namun, kunjungan wisatawan India mulai naik kembali di 2022.
Menurut dia, tidak akan terlalu sulit untuk menggarap pasar India untuk Bali, karena memiliki kemiripan dari aspek kultural. Selain itu juga sejalan dengan untuk mewujudkan pariwisata berkualitas di Bali yang memang saat ini menjadi tema besar pemerintah dan industri
Kepala Perwakilan BI Provinsi Bali R Erwin Soeriadimadja mengatakan pariwisata masih menjadi penggerak utama perekonomian Bali.
Pihaknya ingin mendorong quality tourism (pariwisata berkualitas) di Bali dan semua pihak untuk berkoordinasi serta berkolaborasi mencapai tujuan tersebut.
"Mari kita bersama-sama mewujudkan pariwisata berkualitas di Bali agar semakin mendunia," katanya.
Pemerintah daerah, asosiasi perbankan dan seluruh insan pariwisata agar menaruh perhatian yang besar untuk membuat kerja sama tidak hanya untuk kebangkitan pariwisata di Bali tapi juga yang terpenting industri derivatifnya seperti UMKM dan sebagainya.
"Dengan demikian dapat lebih mewujudkan ekonomi Bali yang lebih kuat, lebih sejahtera dan juga lebih inklusif,” ujar Erwin
Deputi Gubernur Senior BI Destry Damayanti mengatakan agenda yang digelar KPw BI Bali kali ini merupakan salah satu perwujudan nyata bagi Bank Indonesia untuk berkontribusi di dalam pengembangan perekonomian sektor pariwisata.
Kegiatan ini diharapkan dapat mendorong terbangunnya sinergi antara pemerintah, akademisi, praktisi, serta para pelaku usaha dalam meningkatkan kunjungan wisatawan.
"Kami juga punya program sosial Bank Indonesia dimana program itu sebenarnya adalah bagaimana Bank Indonesia itu bisa berkontribusi nyata dalam mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan," ujar Destry.
Destry mengatakan dengan peningkatan kunjungan wisatawan India menjadikan Bali sekarang punya diversifikasi dari sisi wisman.
"Setelah pandemi, yang berkembang adalah sektor jasa. Oleh karena itu sektor turunan dari pariwisata harus dikembangkan seperti desa wisata, UMKM. Apalagi Bali dekat sekali dengan India dari sisi budayanya," katanya pula.
Dalam kesempatan itu, Destry juga mengingatkan pelaku pariwisata di Bali agar mempelajari karakter wisatawan yang datang, yang setiap negara pasti beda-beda. "Intinya agar membuat turis betah sehingga 'leng of stay' mereka menjadi lebih panjang," ujarnya.
Dalam diskusi hadir sebagai narasumber Deputi Kepala Perwakilan BI Provinsi Bali GA Diah Utari, Konjen India di Bali Neeharika Singh, kemudian dari Forum Komunikasi Desa Wisata dan perwakilan PT Angkasa Pura I Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai.