Denpasar (ANTARA) - Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Provinsi Bali menyalurkan sebanyak 2.000 paket bahan pokok untuk berbagai komunitas dan kelompok masyarakat di Kota Denpasar, yang diharapkan dapat bermanfaat untuk menyambut Hari Suci Kuningan pada 12 Agustus 2023.
"Melalui Program Sosial Bank Indonesia (PSBI) ini merupakan bentuk dedikasi BI untuk negeri," kata Kepala KPwBI Provinsi Bali R Erwin Soeriadimadja di Denpasar, Kamis.
Erwin menyerahkan secara simbolis paket bantuan bahan pokok tersebut bersama anggota Komisi XI DPR I Gusti Agung Rai Wirajaya yang dipusatkan di Wantilan Pura Swagina Taman Sari, Desa Dangin Puri, Denpasar.
"Bantuan tersebut selain untuk menjaga inflasi, kami harapkan dapat memberikan kemanfaatan pada masyarakat dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari jelang Hari Raya Kuningan," ucapnya.
Dengan demikian, lanjut Erwin, masyarakat diharapkan dapat merayakan Hari Kuningan dengan penuh keberkahan.
"Melalui Program Sosial Bank Indonesia, sekaligus menjadi bentuk upaya sinergi kami dengan pemerintah daerah, maupun dengan para pemangku kepentingan dalam membantu masyarakat yang membutuhkan," ujar mantan Kepala KPwBI Provinsi Sumatera Selatan itu
Dalam kesempatan itu, Erwin menyampaikan pertumbuhan ekonomi Bali pada triwulan II tahun 2023 tercatat sebesar 5,60 persen dan berada di atas pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 5,17 persen.
"Meskipun ekonomi terus bertumbuh dan menunjukkan pemulihan, Bali masih menghadapi tantangan karena pertumbuhan belum cukup merata dirasakan berbagai lapisan masyarakat. Selain itu, kita seringkali masih dihadapkan pada persoalan pasokan kebutuhan sehari-hari," katanya.
Oleh karena itu, melalui bantuan PSBI berupa paket bahan pokok ini diharapkan bisa turut meringankan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Pihaknya juga optimistis ekonomi Bali dapat tumbuh tinggi di tengah terus berlangsungnya pemulihan pascapandemi COVID-19 dan peningkatan kunjungan wisatawan mancanegara.
Sementara itu, anggota Komisi XI DPR I Gusti Agung Rai Wirajaya mengapresiasi kepedulian Bank Indonesia terhadap masyarakat Bali melalui berbagai Program Sosial Bank Indonesia.
Kesempatan itu sekaligus digunakan untuk sosialisasi mengenai penurunan angka stunting (ketengkesan). Meskipun saat ini angka prevalensi stunting di Kota Denpasar sudah cukup rendah di angka 5 persen, harus terus diupayakan untuk mencapai 4 persen sesuai target pemerintah setempat.
Rai Wirajaya mengatakan upaya penurunan stunting hendaknya didukung berbagai pihak sehingga target nasional untuk penurunan prevalensi stunting dari 21 persen pada 2022 menjadi 14 persen pada 2024 bisa tercapai.