Denpasar (ANTARA) - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Wilayah III Denpasar meminta masyarakat mewaspadai potensi gelombang laut tinggi di jalur penyeberangan di Bali yang diperkirakan mencapai empat meter, 22-25 Juli 2023.
“Kecepatan angin yang meningkat berpengaruh terhadap tinggi gelombang laut di Bali,” kata Kepala BMKG Wilayah III Denpasar Cahyo Nugroho di Denpasar, Sabtu.
Jalur penyeberangan itu yakni Selat Bali bagian selatan, Selat Badung. dan Selat Lombok bagian selatan.
Rata-rata kecepatan angin di wilayah itu diperkirakan mencapai 20 knot atau 37 kilometer per jam, sedangkan di Laut Bali yang berbatasan dengan Kabupaten Buleleng di Bali utara diperkirakan memiliki ketinggian gelombang hingga 2,5 meter dengan kecepatan angin diperkirakan 25 knot atau sekitar 46 kilometer per jam.
Pergerakan angin tersebut berasal dari arah timur-tenggara atau berasal dari Benua Australia yang bergerak konstan menuju daratan Asia atau angin timuran.
Di perairan selatan Bali diperkirakan memiliki ketinggian gelombang laut hingga enam meter dengan kategori sangat tinggi dengan kecepatan angin diperkirakan hingga 20 knot.
Perairan Laut Bali adalah jalur nelayan melaut dan jalur pelayaran kapal utamanya dari Surabaya menuju Indonesia bagian timur, sedangkan Selat Bali jalur penyeberangan Bali-Jawa dan Selat Lombok jalur penyeberangan Bali-Lombok serta jalur pelayaran kapal dari Bali menuju sejumlah kota di Indonesia bagian timur melalui Pelabuhan Benoa Denpasar.
Selat Badung jalur penyeberangan Sanur di Denpasar menuju kawasan wisata Pulau Nusa Penida di Kabupaten Klungkung serta merupakan kawasan wisata bahari.
Menurut BMKG, kondisi angin dan gelombang laut yang berisiko tinggi terhadap keselamatan berlayar yakni perahu nelayan apabila kecepatan angin lebih dari 15 knot dan tinggi gelombang di atas 1,25 meter.
Kapal tongkang apabila kecepatan angin lebih dari 16 knot dan tinggi gelombang di atas 1,5 meter, kapal feri apabila kecepatan angin lebih dari 21 knot dan tinggi gelombang di atas 2,5 meter.