Denpasar (ANTARA) - Wakil Gubernur Bali Tjok Oka Artha Ardhana Sukawati atau Cok Ace mengumpulkan lima media asal Tiongkok untuk berbincang mengajak mereka membantu pulihkan pariwisata Pulau Dewata.
“Melalui kesempatan ini, saya harap kegiatan tidak hanya memulihkan pariwisata Bali, namun juga meredam berbagai informasi negatif yang sebagian besar tidak benar terkait dengan pariwisata Bali,” kata dia di Denpasar, Jumat.
Hal tersebut disampaikan Cok Ace dalam Media Briefing Wonderful Indonesia Familiarization Trip for China Media yang turut dihadiri Deputi Bidang Pemasaran Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Ni Made Marthini dan Konsulat Jenderal Tiongkok untuk Bali Zhu Xinglong.
Orang nomor dua di Pemprov Bali itu mengapresiasi kehadiran media dari Tiongkok dalam upaya memulihkan dan mempromosikan pariwisata Bali setelah pandemi COVID-19, mengingat wisatawan dari negara tersebut salah satu yang terbanyak datang ke Bali sebelumnya.
Cok Ace menuturkan belakangan banyak hal negatif yang dilakukan wisatawan asing, namun Pemprov Bali telah mengambil tindakan.
“Mereka melanggar aturan hukum atau tidak menghormati nilai dan norma budaya yang berlaku di Bali, seperti berkendara tanpa helm, bekerja di Bali dengan visa turis, dan lain-lain,” ujarnya.
Adapun langkah yang akhirnya diambil pemerintah adalah menerbitkan Surat Edaran Nomor 4 tahun 2023 yang berisi informasi apa yang boleh dilakukan dan tidak boleh dilakukan oleh wisatawan selama mereka di Bali.
Surat tersebut telah dikompilasi dengan narasi yang lebih ringkas dan sederhana menggunakan Bahasa Inggris, India dan China.
Pemerintah juga memberi kenyamanan dengan fasilitas seperti Visa on Arrival (VoA) untuk wisatawan dari 92 negara, bebas visa bagi 10 negara ASEAN dan Timor Leste, dan menghadirkan 36 maskapai internasional dari 29 kota terhubung.
“Bahkan untuk menarik minat wisatawan China kita sudah bekerjasama dengan membuka penerbangan dari Hongkong dengan Cathay Pacific tujuh kali seminggu, Hongkong Airlines lima kali seminggu, Xiamen Airlines tujuh kali seminggu, penerbangan ke Guangzhou dengan China Southern Airlines tiga kali seminggu, penerbangan ke Shanghai dengan China Eastern Airlines tiga kali seminggu, dan penerbangan ke Shenzhen dengan Lion Air tujuh kali seminggu,” sebutnya.
Dengan ini Wagub Cok Ace mengungkapkan optimismenya ke hadapan media Tiongkok bahwa pariwisata Bali dapat berkembang lebih baik ke depan dengan mengutamakan pariwisata berbudaya, berkualitas dan bermartabat.
Atas kehadiran media Tiongkok ini, selain Cok Ace Deputi Bidang Pemasaran Kemenparekraf Ni Made Marthini juga berharap agar mereka dapat membantu mempromosikan Bali.
“Untuk itu kepada media China saya harap bisa memberikan ulasan yang baik tentang Bali dan Indonesia pada umumnya, sehingga banyak masyarakat China yang tertarik,” kata dia.
Dari data Kemenparekraf sendiri, sebelum COVID-19 melanda, sekitar 2 juta wisatawan Tiongkok masuk Indonesia setiap tahunnya.
Sementara di tahun ini wisatawan Tiongkok yang dagang ke Bali sekitar 170 ribu dengan target akhir tahun 361 ribu, sehingga media promosi yang dilakukan ini dinilai sebagai salah satu upaya untuk mewujudkannya.