Badung (ANTARA) - Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Provinsi Bali optimistis kunjungan wisatawan mancanegara ke Pulau Dewata sepanjang 2023 bisa tembus sesuai target sebanyak 4,5 juta jiwa.
"Meski tahun ini terdapat risiko resesi global, namun UNWTO Panel of Tourism Experts menyatakan bahwa pada keseluruhan 2023 kinerja pariwisata akan terus melanjutkan tren perbaikan," kata Kepala KPwBI Provinsi Bali Trisno Nugroho di Kuta, Kabupaten Badung, Kamis.
Berdasarkan data yang diterima jumlah kunjungan wisman dari Januari hingga 24 April 2023 di Provinsi Bali sudah tercatat 1,49 juta orang.
Menurut Trisno, jumlah kunjungan wisman tahun ini akan lebih tinggi dibanding tahun lalu karena total jumlah kunjungan wisatawan hanya 2,2 juta orang sampai akhir 2022.
Baca juga: BI Bali minta nasabah gunakan transaksi nontunai saat libur Lebaran
"Rata-rata harian jumlah kedatangan penumpang internasional semakin meningkat seiring dengan peningkatan frekuensi penerbangan dan jumlah maskapai. Dari periode Januari hingga pekan ketiga April 2023, rata-rata jumlah kedatangan harian sudah di atas 11.000 orang" ujar Trisno.
Hingga 24 April 2023, sudah terdapat 32 operator maskapai yang menjangkau 16 negara dan 25 kota. Pada April 2023 jumlah frekuensi kedatangan penerbangan internasional diperkirakan mencapai 2.465 atau baru 80,24 persen dari rata-rata tahun 2019.
Ia menambahkan, peningkatan kunjungan wisman ke Bali karena juga didorong sebagian negara di dunia telah memasuki musim dingin. Selain itu mereka tidak berkesempatan menikmati liburan selama tiga tahun lamanya akibat pandemi COVID-19.
"Target Indonesia untuk kunjungan wisman tahun ini sebesar 7,4 juta dan Bali diharapkan dapat menyumbangkan 4,5 juta dari total target Indonesia tersebut. Kami optimistis target tersebut akan mampu dicapai di tahun ini," katanya.
Baca juga: Perbankan ajak masyarakat Bali transaksi digital saat libur Lebaran
Wisatawan berkunjung ke Bali masih didominasi wisatawan asal Australia, India, Singapura, Malaysia, Inggris, Ukraina serta wisatawan asal Rusia.
"Kemudahan izin tinggal bagi WNA mendorong peningkatan jumlah wisman, namun kualitas wisman menurun sejalan dengan karakteristik wisman yang berpendapatan rendah dan pelanggaran yang dilakukan oleh wisman," kata Trisno.