Denpasar (Antara Bali) - Pengamat pendidikan Prof Dr Wayan Maba memandang dengan adanya perubahan kurikulum pendidikan mulai tahun ajaran 2013/2014 akan memberi peluang atau porsi lebih besar untuk memasukkan pendidikan karakter atau pembentukan karakter siswa.
"Saya melihat kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) yang berlaku sejak 2006 dari strukturnya tidak maksimal untuk mengembangkan sisi afektif dan psikomotorik siswa. Selama ini kurikulum yang ada lebih menekankan kemampuan kognitif siswa," kata pengamat yang juga akademisi Universitas Mahasaraswati itu, di Denpasar, Jumat.
Menurut dia, dengan adanya rencana perubahan kurikulum dan mulai Desember 2012 dilakukan uji publik atas kurikulum itu, menjadi langkah tepat pemerintah untuk melakukan pembenahan di bidang pendidikan.
"KTSP selama ini sangat sarat muatan, yang pada akhirnya sampai menyebabkan siswa kekurangan waktu bermain. Padahal dengan bermain merupakan wahana untuk pembentukan karakter, mengembangkan kreativitas, serta menjalin kerja sama," ucapnya.
Baginya perubahan kurikulum yakni melalui perampingan mata pelajaran dapat memberikan porsi waktu yang lebih besar bagi siswa untuk memaksimalkan kemampuan psikomotorik dan afektif. Termasuk perubahan kurikulum dengan penerapan sistem kredit semester (SKS) bagi siswa.
"Artinya peluang untuk siswa yang pintar menamatkan pendidikan lebih cepat. Tidak mesti setiap siswa harus enam tahun di SD, tiga tahun di SMP dan SMA," ucapnya.
Ia menyampaikan pembenahan kurikulum pelajaran itu di 2013 direncanakan Kemendikbud difokuskan untuk siswa kelas IV, VI, VII dan X. (LHS/T007)
Porsi Pendidikan Karakter Lebih Besar
Jumat, 30 November 2012 14:31 WIB