Denpasar (ANTARA) - Gubernur Bali Wayan Koster mendorong agar program Keluarga Berencana (KB) menjadi empat anak untuk melestarikan budaya Bali yang identik dengan penamaan anak pertama diawali Putu, kemudian Made, Nyoman, dan Ketut.
"Saya menggalakkan jangan KB dua anak tapi empat anak, karena kalau semua dua anak berarti Nyoman sama Ketut punah, kan kehilangan unsur budaya kita, jadi harus kalau bisa tanpa dipaksakan, empat anak," kata dia di Denpasar, Selasa.
Orang nomor satu di Pemprov Bali itu menjelaskan bahwa saat ini penduduk Bali berjumlah 4,3 juta orang dengan pertumbuhan yang rendah yaitu 1,2 persen per tahun, dan satu ibu produktif rata-rata melahirkan dua anak, sehingga program KB dua anak dinilai berhasil di Pulau Dewata.
"Jadi bagi generasi muda menikah lah dengan pasangan yang cocok dan rencanakan empat anak minimal supaya Nyoman dan Ketut ada," ujarnya.
Wayan Koster menilai bahwa ada kerugian bagi Bali dalam program keluarga berencana dua anak, di mana selain penamaan Nyoman dan Ketut hilang, populasi masyarakat Bali juga akan berkurang, ini ia lihat dari berkurangnya nama depan Nyoman dan Ketut dari pendaftaran siswa sekolah dasar.
Dikutip dari laman bps.go.id, berdasarkan sensus penduduk Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2020, jumlah penduduk Bali sebanyak 4,32 juta jiwa terdiri dari 2,17 juta berjenis kelamin laki-laki dan 2,15 juta berjenis kelamin perempuan.
Dari total populasi itu, jumlah penduduk usia produktif (15-64 tahun) sebanyak 3,045 juta jiwa atau 70,96 persen.
Dari sembilan kabupaten/kota, Buleleng menjadi wilayah dengan jumlah penduduk terbanyak, yaitu 791,81 ribu jiwa. Sedangkan Klungkung menjadi wilayah dengan penduduk paling sedikit, yakni 206,93 ribu jiwa.
Gubernur Bali dorong KB empat anak agar nama Nyoman dan Ketut lestari
Selasa, 21 Februari 2023 19:41 WIB