Jakarta (Antara Bali) - Guru Besar Universtas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Siti Musdah Mulia menilai pendidikan agama di sekolah, terutama di Sekolah Dasar masih menekankan pada hal-hal simbolistik atau ciri khas keagamaan tertentu.
"Anak seharusnya tidak hanya diajarkan untuk shalat, memakai jilbab, tetapi juga lebih kepada nilai-nilai di balik itu," katanya saat diskusi "Keragaman dan Agama" di Jakarta, Kamis.
Musdah menambahkan, pendidikan agama di sekolah masih menganut keformalan. "Anak diberitahu ini haram, sementara itu esensinya dilupakan," katanya.
Menurut dia, nilai-nilai spiritual perlu ditanamkan kepada anak dengan menunjukkan perilaku yang semestinya. "Untuk apa beribadah tapi berkata bohong setiap hari? Jika anak itu jujur, maka dia akan mengimplementasikan kejujuran itu dimana saja dan kapan saja dan tidak akan menghindar," katanya.
Dia menjelaskan, anak mempunyai cara pandang tersendiri dalam menilai perilaku keagamaan. "Karena itu, diperlukan cara pandang guru yang lebih terbuka, yakni dengan memberikan pengajaran bahwa agama yang kita anut itu baik selama kita yakin, tetapi juga kita harus menghormati adanya agama lain," katanya.
Musdah menambahkan, nilai-nilai agama tersebut belum banyak tercermin baik dari cara pengajaran, kurikulum maupun buku-buku pelajaran.(LHS)