Denpasar (Antara Bali) - Dokter forensik RSUP Sanglah telah melakukan otopsi terhadap jenazah warga Jepang, Hiromi Shimada (41) dan hasilnya ditemukan 25 luka, antara lain berupa enam luka tusuk senjata tajam cukup parah.
Kepala Instalasi Kedokteran Forensik RSUP Sanglah, dr Ida Bagus Putu Alit, SpF DFM di Denpasar, Senin menjelaskan, selain karena benda tajam, korban mengalami kekerasan dengan menggunakan benda tumpul di wajah dan organ gerak.
"Korban mengalami perdarahan hebat dan lebih dari sepertiga darah yang mengalir di tubuhnya di bagian perut. Korban diduga meninggal akibat luka tusuk di bagian perut yang cukup parah," katanya.
Saat disinggung organ yang mengalami luka parah, dia mengelak untuk menjelaskan lebih detail dengan alasan pihaknya hanya menjalankan tugas sesuai dengan kewenangannya sebagai dokter forensik.
"Untuk lengkapnya, nanti saya bisa jelaskan di pengadilan karena semua hasil otopsi sudah diberikan ke polisi," katanya.
Guna mengetahui unsur kekerasan seksual terhadap Hiromi, dokter telah mengambil swap pada alat kelamin korban untuk mengetahui ada atau tidaknya spermatozoa.
"Hasilnya baru bisa diketahui mungkin besok. Selain melakukan pengecekan unsur kekerasan seksual, sampel telah dikirim ke laboratorium guna mengecek dugaan korban sempat mengkonsumsi minuman keras," ujar Alit.
Ditanya waktu kematian korban, dia mengatakan antara 12 sampai 24 jam sebelum dilakukan pemeriksaan luar. "Jenazah dibawa ke RS Sabtu (26/12) malam, pemeriksaan luar dilakukan Minggu (27/12) pukul 18.00 Wita," kata Alit.
Sebelumnya diberitakan, warga Jepang bernama Hiromi Shimada (41) ditemukan tewas terbunuh di rumah kontrakannya di Jalan Sadasari No 17 Kuta, Kabupaten Badung, Bali.
Saat ditemukan, kondisinya sangat mengenaskan dengan luka tusuk di bagian perut, tanpa busana, dan kedua kaki terikat kain. (*)