Denpasar (Antara Bali) - Pengusaha pertamanan menilai bisnis tanaman hias di Bali sangat menjanjikan karena semakin minimnya lahan terbuka dan hijau di kawasan perumahan.
"Minimnya lahan terbuka dan hijau, telah mendorong para pemilik rumah untuk mengembangkan tamanan hias di sekitar tempat tinggalnya. Ini telah membuat bisnis aneka tanaman hias cukup menjanjikan," kata Sugi (33), pemilik usaha tanaman hias "Fanisa Garden", di Denpasar, Minggu.
Lelaki asal Jember, Jawa Timur itu mengemukakan, kompleks perumahan di kota-kota besar termasuk di Denpasar, umumnya tidak tersedia lahan terbuka dengan penghijaun yang cukup.
"Karenanya, warga yang bermukim di perumahan seperti itu, tidak sedikit yang kemudian membeli tanaman hias untuk menambah kenyamanan di lingkungan tempat tinggalnya," kata Sugi.
Ia menjelaskan, adanya peluang tersebut, telah membuat bisnis tanaman hias tetap mampu bertahan dan bahkan berkembang dengan cukup pesar.
Usaha yang ditemukuninya kini mengkoleksi ratusan jenis tanaman hias dalam berbagai ukuran dan bentuk. Ia menilai, ke depan prospek berbisnis tanaman hias masih menjanjikan.
Dikatakan, saat ini omzet yang diterimanya dari berjualan tanaman hias mencapai antara Rp2 juta hingga Rp3 juta perharinya.
Ia mengaku menjual tanaman hias mulai harga Rp25.000 hingga jutaan rupiah per pohonnya, tergantung jenis dan besarnya.
"Tiap akhir pekan, hari libur, dan tanggal muda, omzet penjualan biasanya meningkat tajam. Kadang kalau lagi ramai bisa mencapai Rp15 juta," kata Sugi yang mengaku mempunyai dua tempat berjualan, yakni di kawasan Jalan Cokroaminoto dan di Jalan Gatot Subroto Denpasar.
Tidak saja Sugi, IGA Ketut Renny (56), pedagang tanaman hias 'Pesona Rampai' yang menggeluti bisnis sejak tahun 2002, mengatakan bahwa prospek bisnis tanaman hias masih menjanjikan.
"Sejak pensiun, saya iseng menjual secara kecil-kecilan tanaman hias yang saya punya. Melihat peluang yang menjanjikan, akhirnya saya kontrak tanah untuk mengembangkan bisnis ini," kata Renny yang mantan pegawai salah satu bank di Denpasar.
Selain menjual tanaman hias, dirinya juga menyediakan pendukungnya seperti media tanam, pupuk, obat, pot dan lainnya. Untuk omzet penjualan perharinya, Renny mengaku mampu mengumpulkan Rp1 hingga Rp5 juta.
Puluhan pedagang tanaman hias di Denpasar, saat ini tengah mengikuti pameran di seputaran Lapangan Puputan. Renny mengatakan ajang pameran itu salah satu metode memasarkan dan mempromosikan aneka tanaman hias kepada masyarakat. (*)
Bisnis Tanaman Hias di Bali Menjanjikan
Minggu, 27 Desember 2009 9:30 WIB