Denpasar (ANTARA) - Sebanyak 53 orang siswa dari SD 17 Dauh Puri, Denpasar, Jumat mementaskan permainan tradisional Bali dalam Workshop Pelajar Antikorupsi sebagai salah satu metode untuk belajar soal antikorupsi.
"Kita ambil tema antikorupsi, jadi antikorupsi itu kita harus tunjukkan bukan dengan teori dalam artian susah-susah, anak-anak kan suka bermain, permainan itu kita gunakan. Kita membawa pesan bahwa korupsi itu bisa dicegah sejak dini," kata Guru Ekstrakulikuler SD 17 Dauh Puri Gede Parmada di Denpasar.
Dalam rangkaian Hari Antikorupsi Sedunia 2022 yang diadakan KPK RI bersama Pemkot Denpasar itu, siswa kelas dua hingga empat SD 17 Dauh Puri memainkan permainan tradisional Bali berjudul 'Meong-meong' sambil dirangkai dengan story telling atau bercerita.
"Meong-meong itu kan karakter meong atau kucing dan tikus, tikus pencuri dan meong penangkap seperti tugas KPK, dengan cara yang mudah lah kita ajarkan tentang antikorupsi," ujarnya.
Baca juga: Wawali: pelatihan antikorupsi untuk siswa itu misi Pemkot Denpasar
Tak hanya pada kisah pementasan, Gede Parmada juga mengatakan bahwa permainan tradisional mengajarkan para pelajar untuk jujur, disiplin, dan adil, sehingga terbawa pada kehidupan sehari-hari.
Semangat para pelajar yang berlatih selama sebulan itu kemudian mendapat respons positif dari Wakil Walikota Denpasar Kadek Agus Arya Wibawa yang turut menyaksikan pementasan sebagai pembuka Workshop Pelajar Antikorupsi di Gedung Dharma Negara Alaya.
"Itu (pemainan tradisional Meong-meong, red) sarat dengan pesan-pesan yang kalau kita kaitkan dengan Hari Antikorupsi Sedunia sangat relevan. Secara semboyan bagaimana anak-anak itu mengetahui bahwa tugas dari kucing untuk menangkap tikus, dan tikus identik dengan suka merusuh, mencuri yang bukan haknya," kata Wawali Kadek Agus.
Dalam pementasan itu, pelajar juga menunjukkan kemampuannya dalam bercerita dalam Bahasa Inggris, di mana Kadek Arya mengapresiasi kalimat tersebut.
"Saya ingat sekali pesan dari anak-anak tadi, prestasi itu penting tetapi jauh lebih penting kejujuran, ini yang akan kita camkan, nanti dalam sesi berikutnya akan disampaikan lebih banyak tentang bentuk-bentuk perilaku korupsi yang selama ini tanpa disadari masyarakat," ujarnya.
Baca juga: Pemkot Denpasar dukung digitalisasi pendidikan bahasa Bali
Kepala Biro Hubungan Masyarakat KPK RI Yuyuk Andriani Iskak menyebut upaya-upaya belajar mengenal antikorupsi seperti yang disajikan SD 17 Dauh Puri merupakan hal yang menarik dan semakin banyak diperlukan.
"Pelajar ternyata punya perspektif tentang korupsi yang sangat menarik dari sisi dia dengan story telling. Hal-hal seperti itu KPK ingin cari lebih banyak lagi, jadi partisipasi aktif dari publik dan masyarakat dibutuhkan sehingga orang memahami korupsi itu tidak hanya dari pejabat, tetapi perilaku sehari-hari," kata Yuyuk.
Pentas ini sendiri digagas untuk memperingati Hari Antikorupsi Sedunia dan untuk itu Pemkot Denpasar berusaha menanamkan pesan dan nilai moral yang disebut sembilan nilai-nilai antikorupsi kepada pelajar se-Bali.