Denpasar (Antara Bali) - Antropolog Universitas Indonesia Dr Yophie Septiady mengatakan, Indonesia dinilai belum optimal melakukan pencatatan terhadap warisan budaya tak benda.
"Hal ini sangat memprihatinkan, karena Indonesia sangat kaya dengan warisan budaya tak benda, di antaranya tradisi adat istiadat, cerita rakyat, praktek agama dan kesenian," kata Yophie saat acara "Sosialisasi Pencatatan Warisan Budaya Tak Benda" di Denpasar, Selasa.
Ia mengatakan, kelemahan yang paling mendasar adalah dimana warga Indonesia menganggap semua warisan budaya tak benda tersebut sebagai satu hal yang biasa-biasa saja, tanpa makna berarti, apalagi mau dipelajari dan diteliti.
"Banyak kekayaan warisan budaya tak benda di Tanah Air yang hingga saat ini belum bisa dicatat karena berbagai penyebab. Selain orang Indonesia sendiri menganggap hal-hal seperti itu sebagai sesuatu yang biasa-biasa saja," ujarnya. Selain itu, kata dia, masyarakat Indonesia yang tidak mengetahui akar budaya dari warisan budaya tak benda tersebut.
"Mengetahui akar budaya itu sangat penting karena bisa menjadi landasan bagi Indonesia soal kepemilikan dan bisa dijelaskan bila terjadi pengklaiman dari pihak-pihak yang tak bertanggung jawab," ujarnya. Yophie menilai, hingga saat ini proses pencatatan belum terintegrasi dengan baik dan masih banyak muatan kepentingan dan politik lainnya.
Kepala Sub Direktorat Diplomasi Budaya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Restu Gunawan mengatakan, saat ini baru sekitar 2.108 warisan budaya tak benda yang sudah dicatat.(LHS)
Indonesia Belum Optimal Catat Warisan Budaya
Selasa, 30 Oktober 2012 19:13 WIB