Denpasar (ANTARA) - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) RI Sandiaga Salahuddin Uno mengatakan bahwa kampus Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) ekspor yang dibuka oleh start up Shopee di Bali akan membantu dalam memberi edukasi kepada pelaku usaha.
"Dengan Shopee kita kerja sama, ada program edukasi, jadi sumber daya manusia pariwisatanya dari hulu ke hilir disini, dengan pendampingan menggunakan platform digital," kata Sandiaga Uno di Denpasar, Bali, Rabu.
Kampus UMKM Shopee Ekspor Bali yang diresmikan Sandiaga telah dilengkapi fasilitas dan program pembinaan untuk pelaku usaha digital di Pulau Dewata seperti pelatihan intensif, pendampingan bisnis, fasilitas pengembangan usaha (studio foto, ruang siaran langsung, fasilitas penunjang, dan pojok ekspor).
Menparekraf menyampaikan bahwa saat ini ekspor UMKM ekonomi kreatif Indonesia berhasil menembus hampir USD25 miliar, dengan total 64 juta lebih pelaku usaha dan mampu memberi kontribusi terhadap ekonomi mencapai 62 persen.
"UMKM menyerap 97 persen lapangan kerja dan investasi di atas 60 persen, tentunya kita bicara bagaimana menyatukan UMKM ke depan, yaitu dengan menggabungkannya dalam ekonomi digital," ujarnya.
Maka itu saat ini targetnya adalah pemberdayaan dan pengembangan sumber daya berkesinambungan. Hal ini sesuai dengan fokus pertemuan G20 soal transformasi digital yang berpihak kepada UMKM.
Baca juga: Sandiaga: Bali Guideline adalah kesepakatan sangat fundamental
Sandiaga Uno mengatakan nilai ekonomi digital Indonesia mencapai 49 persen dan menjadi yang tertinggi di ASEAN, terutama perdagangan elektronik Shopee.
"Ini luar biasa dan Indonesia merupakan very hot destination for investment di ekonomi digital dengan nilai investasi mencapai Rp300 triliun. Kalau kita lihat ekonomi digital kita akan menjadi USD150 miliar, dua kali lipat di tahun 2025," kata Sandiaga.
Menyambut hal itu, Wakil Gubernur Bali Tjok Oka Artha Ardhana Sukawati atau Cok Ace menunjukkan dukungannya terhadap pembentukan Kampus UMKM Shopee Ekspor Bali.
Cok Ace menyadari betul tantangan yang dihadapi pelaku usaha di Bali, mulai dari pemahaman terhadap digitalisasi hingga keberanian dalam berwirausaha.
"Dengan berdirinya Kampus UMKM Shopee Ekspor Bali agar menjadi wahana tempat untuk kita tingkatkan hal yang kurang dikuasai atau ragu-ragu, antara lain pemahaman tentang digitalisasi, kemudian pemasaran, kita belum percaya diri, ini kendala kita," kata Wagub Bali.
Cok Ace menilai jika melihat pada kreativitas dan inovasi, maka perajin di Bali tak kalah dengan negara lain, pun juga terkait modal usaha. Ia mengaku Pemprov Bali selama ini telah menyediakan bantuan modal serta pendampingan.
Baca juga: Kadin siap wujudkan hasil G20 Kompendium Bali terkait penguatan UMKM
Dengan adanya program pembinaan dari Shopee, maka Cok Ace mengharapkan sinergitas agar kampus UMKM dapat memberi ilmu dalam hal menentukan kualitas yang sesuai untuk dapat diekspor.
"Kalau produknya sudah memenuhi selera internasional, kemudian tinggal kualitasnya. Sekarang Shopee membantu pembinaan terhadap kualitas dan pemahaman tentang digitalisasi, sehingga mereka percaya diri dan berani," ujarnya.
Salah satu pelaku usaha ekspor di Shopee yang berasal dari Bali yaitu Kurniawan Joko Purnomo menjadi bukti dari pemanfaatan ekonomi digital.
Berkat fitur dalam aplikasi perdagangan elektronik itu, Joko pemilik toko daring Kampung Souvenir mengaku berhasil menjual lebih dari 10 ribu produk kerajinan Bali dalam satu bulan.
Sejak bergabung di Shopee, Joko berhasil menaikkan omzet penjualan produk pakaian dan suvenir Bali sekitar 200 persen, dengan pembeli masyarakat luar Bali hingga internasional seperti Malaysia, Taiwan, Filipina dan Singapura.
Kampus UMKM ekspor beri edukasi pengusaha di Bali
Rabu, 5 Oktober 2022 19:33 WIB