Jakarta (ANTARA) - Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Arsjad Rasjid siap mendukung hasil dari salah satu ajang G20 yaitu Kompendium Bali terkait poin peningkatan kemitraan dengan investor untuk menguatkan UMKM.
"Indonesia mempunyai potensi basis ekonomi nasional yang kuat, karena jumlah UMKM terutama usaha mikro yang sangat banyak dan daya serap tenaga kerja sangat besar," ujar Arsjad dalam rilis di Jakarta, Kamis.
Kompendium Bali (Bali Compendium) adalah hasil dari pertemuan tingkat menteri di bidang perdagangan, investasi, dan industri atau Trade, Investment and Industry Ministerial Meeting (TIIMM), yang merupakan bagian dari acara G20 di Bali.
Baca juga: KADIN ingin perkenalkan UMKM berbasis budaya di Klungkung saat B20
Terkait dengan poin UMKM, Arsjad menyebut UMKM adalah tulang punggung perekonomian di negara-negara berkembang, termasuk Indonesia.
Arsjad menjelaskan bahwa UMKM adalah pilar terpenting dalam struktur perekonomian Indonesia.
Dia mengatakan demikian karena mengacu data Kementerian Koperasi dan UKM tahun 2021 yang menunjukkan jumlah UMKM mencapai 64,2 juta, dengan kontribusi terhadap PDB sebesar 61,07 persen atau senilai Rp 8.573,89 triliun.
Selain itu, UMKM juga mampu memberikan lapangan kerja bagi 97 persen dari total tenaga kerja yang ada, atau sekitar 117 juta pekerja yang 64,5 persennya merupakan kaum perempuan.
Dengan demikian, menurutnya data tersebut memperlihatkan bahwa UMKM sangat penting untuk menopang perekonomian mayoritas rakyat Indonesia. “Jadi bisa disebutkan bahwa fondasi ekonomi kita akan kuat, apabila UMKM-nya juga kuat,” katanya.
Menurut Arsjad, Bali Compendium adalah angin segar untuk UMKM, agar menjadi tuan di rumah sendiri dan dapat berbicara di kancah global. Sementara yang harus dilakukan untuk mendukung inisiatif tersebut antara lain adalah mempersiapkan UMKM untuk bisa ikut bersaing di kancah global.
Arsjad mengatakan, Kadin Indonesia sebagai rumah bagi semua pelaku usaha, termasuk UMKM, terus berupaya mengakselerasi kapasitas dan kapabilitas UMKM agar dapat bersaing dengan UMKM negara lain.
Baca juga: KADIN promosikan forum B20 dengan tur Eropa
Ia mengemukakan bahwa salah satu upaya yang dilakukan Kadin Indonesia dalam meningkatkan daya saing UMKM, adalah mendorong digitalisasi UMKM untuk menyambut era industri 4.0.
"Ekonomi digital akan terus tumbuh dan berevolusi. Perdagangan digital berkontribusi terhadap perluasan akses pasar, pengurangan biaya perdagangan, hingga peningkatan peluang UMKM agar terintegrasi dengan pasar global. Untuk itu, kebijakan perdagangan digital yang dibangun harus bersifat inklusif dan dapat mengakomodasi masyarakat luas," kata Arsjad.
Arsjad menjelaskan, digitalisasi terbukti menjadi faktor kunci UMKM bertahan dan tumbuh di masa pandemi, antara lain karena dapat menjangkau pelanggan lebih luas. Apalagi, data BI menunjukkan 20 persen UMKM yang mampu bertahan dan bangkit dari pandemi karena mampu beradaptasi dengan perkembangan digital.
"Dalam proses digitalisasi dan peningkatan kapasitas UMKM, Kadin Indonesia telah menggagas platform Wikiwirausaha. Platform tersebut sebagai jembatan penghubung antara UMKM, koperasi, startup serta pemerintah daerah," ujarnya.