Ketua Gabungan Usaha Peternak Babi Indonesia (GUPBI) Bali, Ketut Hari Suyasa menjelaskan, PMK dapat menyebar melalui udara dengan radius 10 kilometer (km). Untuk menghambat penyebarannya dibutuhkan eco enzyme.
“Jadi PMK ini bisa menyebar sejauh 10 km lewat udara, maka dibutuhkan eco enzyme sebagai media dari penurun PH," katanya.
Virus PMK akan mati di PH (keasaman) rendah dan kandang mungkin biasa dicuci bersih. "Virus ini kejam tapi mudah diatasi,” katanya.
Hari Suyasa menjelaskan, kalau sebelumnya ternak diserang virus ASF dan menyebabkan banyak hewan khususnya babi mati, tapi kalau PMK kemungkinan dapat menyebabkan perekonomian yang lumpuh karena lalu lintas hewannya ditutup.
Baca juga: Objek wisata jembatan kaca di Gianyar segera rampung
Untuk mencegah penyebaran PMK, Suyasa menyarankan lalu lintas orang, barang dan hewan di sekitar kandang dikurangi. Selain itu menjaga kebersihan kendang dan menyemprotkan eco enzyme.
“Ada beberapa hal yang harus kita lakukan terkait dengan PMK yang pertama adalah lalu lintas orang. Jangan suka menengok kandang teman," katanya.
Selanjutnya jangan membawa alat penangkap dari luar atau membiarkan hewan lain terutama anjing masuk ke kandang.
“Kemudian jaga kebersihan kandangserta semprotkan eco enzyme dua hari sekali dan mencampur air minum ternak dengan sedikit eco enzyme,” katanya.
Pelatihan
Hadir pula dalam kesempatan tersebut, Ketua PKK Gianyar,Ida Ayu Surya Adnyani Mahayastra. Dia juga menyosialisasikan penggunaan eco enzyme.
"Saya sebagai Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Gianyar juga sudah menyosialisasikan bahwa eco enzyme ini baik sekali, karena merupakan produk ramah lingkungan yang memang dibuat dengan cara sederhana dan siapa saja bisa membuatnya,” ujarnya.
Ia berharap peternak bisa membuat sendiri eco enzyme di rumah masing-masing mengingat caranya yang sangat mudah. “Nanti di rumah kalau ada sisa sayuran atau buah-buahan jangan dibuang, bisa digunakan untuk membuat eco enzyme," katanya.
Caranya, tiga kilogram (kg) sayur atau buah-buahan diberi satu kg gula aren dan 10 liter air lalu difermentasi selama tiga bulan.
Setelah difermentasi, sisa buah-buahan dapat digunakan sebagai pupuk organik dan cairannya disebut eco enzyme.
Cara penggunaannya, yakni satu tutup botol air mineral dicampurkan dengan lima liter air dikasih untuk pakan ternak dan satu gelas eco enzyme dicampur dengan 15 liter air untuk menyemprotkan ke udara dan kandang.
Setelah difermentasi, sisa buah-buahan dapat digunakan sebagai pupuk organik dan cairannya disebut eco enzyme.
Cara penggunaannya, yakni satu tutup botol air mineral dicampurkan dengan lima liter air dikasih untuk pakan ternak dan satu gelas eco enzyme dicampur dengan 15 liter air untuk menyemprotkan ke udara dan kandang.