Denpasar (Antara Bali) - Bank Indonesia mencatat, kontribusi hasil pertanian pada pertumbuhan ekonomi Bali hingga triwulan ketiga 2009 hanya mencapai 10 persen.
"Pertumbuhan ekonomi Bali hingga triwulan ketiga 2009 hanya mencapai 4, 17 persen. Saya lihat pertumbuhan sektor pertanian sangat rendah hanya 3,4 persen dan tahun lalu sembilan persen," Direktur Regional Bank Indonesia Denpasar Jeffrey Kairupan pada keteranganya di Denpasar, Kamis.
Menurutnya, rendahnya pertumbuhan sektor pertanian Bali ini dapat dilihat dari meningkatnya produk pertanian dari luar Bali yang memenuhi pasar Bali. Salah satunya produk pertanian yang berasal dari Banyuwangi, dan Sidoarjo, Jatim.
"Dari hasil survey BI menemukan hampir 60-70 persen produk pertanian yang ada di pasar-pasar Bali berasal dari luar Bali, terutama Jawa Timur. Buah-buahan, bumbu-bumbuan itu 60-70 persen berasal dari Jawa Timur lewat Gilimanuk," ujarnya.
Dia menyebutkan, ketergantungan yang tinggi dari Bali terhadap produk pertanian daerah lain akan menjadi ancaman bagi ketersediaan pangan di Bali. Buktinya saat terjadi ombak besar dan angin kencang di daerah Gilimanuk, harga-harga kebutuhan pokok dari produk pertanian langsung naik.
"Ini harus menjadi perhatian besar, sebab negara maju dan besar tetap memiliki kekuatan khusus pada sektor pertanian," ujarnya.
Ia menegaskan, Bali pada dasarnya memiliki potensi besar untuk mengembangkan dan meningkatkan sektor pertanian di tengah tingginya kebutuhan sektor pariwisata terutama hotel dan restoran, akan hasil-hasil pertanian.
Hal ini menjadi tugas besar bagi pengelola pariwisata dan pengelola pertanian serta pemerintah daerah Bali. Kebutuhan terhadap produk pertanian dari sektor pariwisata yang tinggi ke depan hendaknya juga diimbangi dengan kemampuan pertanian Bali dalam menyediakan komoditi, baik dari segi jumlah dan kualitas.
Ia mengakui, selama ini sektor pariwisata Bali memiliki kontribusi besar terhadap pertumbuhan ekonomi Bali. Buktinya di tengah kondisi krisis ekonomi dan keterpurukan ekspor, pariwisata tetap berkembang.
"Belum lagi tingkat kunjungan wisatawan ke Bali dari tahun ketahun terus mengalami peningkatan," katanya.
Sebelumnya Gubernur Bali Made Mangku Pastika mengasumsikan pertumbuhan ekonomi Bali hingga akhir tahun ini mencapai 5,22 persen. Asumsi ini lebih rendah dari target yang ditetapkan sebesar 5,47 persen. Sementara pada 2010 target pertumbuhan ekonomi Bali ditetapkan sebesar 5,66 persen.
Pastika menyebutkan pertumbuhan ekonomi Bali jika dibandingkan dengan target pertumbuhan ekonomi nasional terlihat bahwa target pertumbuhan ekonomi Bali telah melampaui target pertumbuhan ekonomi nasional yang hanya mencapai 4,5-5 persen. (*)
Kontribusi Pertanian Bali Hanya 10 Persen
Kamis, 17 Desember 2009 14:40 WIB