Denpasar (Antara Bali) - Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali dr Ketut Suarjaya mengatakan, pihaknya tidak mengesampingkan pengobatan alternatif untuk membantu penyembuhan pasien di Pulau Dewata karena masyarakat masih meyakini penggunaan obat herbal.
"Kami tetap melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap jenis pengobatan alternatif komplementer yang merupakan perpaduan pengobatan medis konvensional dengan pengobatan alternatif," katanya di Denpasar, Sabtu.
Namun, ia menegaskan penggunaan obat herbal yang diakui tentu saja yang telah teruji secara klinis.
Di sisi lain, ucap Suarjaya, pengadopsian pengobatan alternatif dalam dunia medis juga merupakan bagian dari program Kementerian Kesehatan, bahkan ada direktoratnya tersendiri.
"Tentu saja pengobatan alternatif yang diadopsi tidak hanya obat herbalnya saja, tetapi termasuk teknik akupuntur, akupresur hingga foto aura," ujarnya.
Ia menambahkan, rencananya pada 2013, salah satu puskesmas di Kabupaten Bangli akan diluncurkan untuk dikembangkan secara khusus pengobatan layanan herbal.
"Selain puskesmas khusus itu, puskesmas lainnya di Bali juga telah mendapatkan pelatihan terkait teknik pengobatan alternatif yang mendapat pendampingan dari pemerintah pusat," katanya.
Ia menambahkan, Pemprov Bali juga memiliki unit pelayanan teknis di bawah Dinas Kesehatan yang khusus memberikan pelayanan pengobatan alternatif yang dapat dimanfaatkan masyarakat umum.(LHS/T007)