Denpasar (ANTARA) - Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi Bali Putri Suastini Koster mengatakan Pameran IKM Bali Bangkit yang digelar setiap tahun merupakan salah satu upaya untuk menjaga kain tenun endek warisan para leluhur.
"Tampaknya seperti kegiatan kecil, namun sesungguhnya berdampak sangat besar. Kegiatan ini tidak hanya menggerakkan ekonomi Bali, tetapi lebih dari itu, yakni menjaga warisan budaya para leluhur," katanya di Taman Budaya Denpasar, Jumat.
Saat membuka Pameran IKM Bali Bangkit Tahap IV-2022, ia menyampaikan kain tenun endek menyebar di seluruh kabupaten/kota di Bali dengan kekhasannya masing-masing.
"Dari dulu kita sudah menenun di Bali, dari dulu kita sudah menjual dan memakai kain tenun endek. Namun, kita lalai dalam menjaganya. Ada pola ataupun perilaku kita yang jika kita biarkan akan membuat suatu saat kain tenun endek tidak lagi menjadi milik Bali," ucapnya.
Baca juga: Sandiaga pesan 120 kain tenun khas Tenganan untuk G20 di Bali
Istri Gubernur Bali itu mencontohkan pola yang sering dilakukan di antaranya menyeragamkan tenun endek, baik motif maupun warna untuk seragam.
"Padahal kita ketahui kain tenun endek itu 'limited edition, handmade', dan warnanya dicelup dengan warna alami. Motif bisa sama tetapi warna tidak dapat persis sama," ujarnya.
Selanjutnya, kata dia, hal yang terjadi ketika ingin menyeragamkan sesuatu, tetapi tenaga kerja tidak siap akhirnya mencari alternatif yang mampu mengerjakan sesuai keinginan.
"Akhirnya sudah berjalan puluhan tahun, kain tenun kita ditenun di luar Bali. Hal ini tentu saja berdampak bagi Bali. Untuk itu, kita perlu menjaga perilaku kita," katanya.
Baca juga: Dekranasda Bali apresiasi penelitian Unhi soal kain tenun endek
Seharusnya, tambah dia, kain tenun tradisional dibuat di mana tenun itu lahir dan dibuat di daerah asalnya sendiri. Kain tenun ditenun sebanyak-banyaknya di Bali sehingga tenaga kerja akan terserap lalu dijual di Bali maupun keluar Bali bahkan ke seluruh dunia jika memungkinkan .
"Hal ini akan memperkuat perekonomian Bali, menyerap tenaga kerja, dan mempertahankan warisan budaya. Namun, sebaliknya jika kita masih saja berperilaku 'bunuh diri' maka kita akan kehilangan endek kita karena dikerjakan di mana-mana," ujarnya.
Dampaknya, tambah dia, pangsa pasar hilang, kekuatan ekonomi berkurang, perajin pelan-pelan akan mati suri, dan menghilang.
Untuk itu, ia mengajak semua pihak bersinergi dan bekerja bersama-sama menjaga warisan leluhur yang diwariskan nenek moyang. "Kita tumbuhkan kembali kesadaran bersama, kita kembali pada tatanan yang membuat kita sejahtera," katanya.
Baca juga: Dekranasda Gianyar bentuk asosiasi perancang busana untuk majukan tenun
Ia mengajak masyarakat Bali untuk bersama-sama membeli dan memakai tenun endek sehingga pasar menggeliat dan produksi terangkat.
"Demikian pula generasi muda kita sebagai penerus warisan leluhur mau menenun kembali. Kita gelorakan semangat dari Bali, oleh Bali, dan untuk dunia sehingga kita bersama akan sejahtera," katanya.
Pembukaan Pameran IKM Bali Bangkit Tahap IV Tahun 2022 dihadiri Ketua Dharma Wanita Persatuan Provinsi Bali Widiasmini Indra, Ketua Dekranasda Kabupaten Gianyar Surya Adnyani Mahayastra, Kepala Dinas Perindag Provinsi Bali I Wayan Jarta , anggota TP PKK dan Dekranasda Provinsi Bali serta organisasi lainnya.
Acara pembukaan dimeriahkan dengan peragaan busana berbahan kain tenun endek Bali dari Tantri Bank BPD Bali, Dharma Yukti Karini Provinsi Bali serta karyawan Balimall.id.
Dekranasda: Pameran IKM Bali Bangkit untuk jaga warisan tenun endek
Sabtu, 7 Mei 2022 3:56 WIB