Denpasar (ANTARA) - Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi Bali Putri Suastini Koster mengapresiasi rencana Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Hindu Indonesia (Unhi) Denpasar untuk melakukan survei dan penelitian kain tenun tradisional endek.
"Penelitian dan survei itu sangat penting dilakukan untuk mendapatkan data yang nantinya digunakan sebagai landasan untuk menjalankan program pemerintah untuk diterapkan dalam masyarakat," kata Putri Koster di Denpasar, Minggu.
Putri Koster yang juga istri Gubernur Bali itu menyampaikan hal tersebut saat menerima audiensi LPPM Unhi Denpasar di Rumah Jabatan Jaya Sabha, Kota Denpasar.
Baca juga: Dekranasda Bali minta ASN gunakan tenun endek asli
"Kerja sama Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) sebuah universitas dengan pemerintah akan sangat membantu pemerintah dalam menentukan arah pembangunan nantinya yang disesuaikan dengan data yang ditemukan," ucapnya.
Putri Koster menambahkan, menjaga kebudayaan daerah sesungguhnya juga menjadi tanggung jawab dan kewajiban kita sebagai generasi muda.
"Mari kita jaga kelestarian budaya dan kerajinan lokal yang digarap oleh saudara kita sendiri. Jangan sampai Bali kehilangan penenun kain tenun tradisional endek karena hasil tenunannya tidak ada yang membeli dan menggunakan," ujarnya.
Menurut dia, dengan adanya masyarakat yang berperan sebagai pembeli, secara otomatis memberikan kesempatan bagi produsen untuk berkarya dan menenun kain endeknya.
"Dengan kualitas yang bagus, maka penentuan harga yang pantas juga dapat dilakukan, sehingga dapat senantiasa untuk memuliakan produknya," ujar wanita yang juga Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Bali itu.
Pihaknya berharap Unhi Denpasar dapat melakukan penelitian dan survei yang akurat terkait warisan budaya terutama perkembangan produksi dan penggunaan kain tenun tradisional endek khas Bali oleh masyarakat saat ini.
Terlebih setelah diberlakukannya Surat Edaran Gubernur Bali Nomor 4 Tahun 2021 tentang Penggunaan Kain Tenun Endek Bali/Kain Tenun Tradisional Bali.
Baca juga: Dekranasda Bali minta masyarakat tidak tergiur endek harga murah
"Ada baiknya penggunaan kain tenun tradisional, apakah itu masih dalam bentuk lembaran kain (kamen) ataupun sudah dijadikan pakaian untuk digunakan oleh diri sendiri terlebih dahulu," ujarnya.
Selanjutnya penggunaan kain tenun tradisional digetoktularkan kepada anggota keluarga dan kepada lingkungan terdekat seperti tetangga dan teman kerja. "Dengan cara itu, saya yakin warisan kain tenun tradisional endek tidak akan punah di masa depan," kata Putri Koster.
Kepala LPPM Unhi Denpasar Made Novia Indriani mengatakan tentu penelitian dan survei akan memberikan peluang kerja sama yang baik dengan pemerintah terkhusus untuk menyajikan informasi berbentuk data.