Denpasar (ANTARA) - Universitas Udayana, Bali sedang menangani banyaknya mahasiswa asing di program internasional yang belum bisa masuk Bali akibat berbagai kendala dalam pengurusan visa.
"Sejumlah program internasional tidak terlaksana karena menuntut kehadiran mahasiswa di Bali, sedangkan mahasiswa asing belum bisa masuk Bali akibat berbagai kendala dalam pengurusan visa," kata Koordinator KUI Unud Dr. Ni Nyoman Pujianiki, dalam siaran persnya di Denpasar, Bali, Kamis (24/2).
Ia mengatakan selama pandemi hanya tiga program internasional bisa diselenggarakan secara online yakni IBSM, Go Bali dan BIFAS. Menurutnya, Unud masih menjadi tempat favorit bagi mahasiswa asing untuk menuntut ilmu.
Menurut dia, proses pengajuan visa di masa pandemi, penuh ketidakpastian sehingga pihak agen harus mengikuti perkembangan terbaru terkait aturan keimigrasian.
Adapun kendala pengurusan visa selain negara asal mahasiswa yang masuk daftar cekal seperti Denmark, Prancis, dan Iran, ternyata pengajuan visa untuk tujuan studi dan wisata belum diizinkan.
"Asal negara dapat diatasi dengan mahasiswa melakukan perjalanan ke negara lain yang diizinkan dan karantina selama 14 hari baru masuk Indonesia. Sedangkan, tujuan melamar visa sangat sulit dan juga berisiko disiasati karena jika ketahuan dapat merugikan mahasiswa yakni bisa dipulangkan pihak imigrasi dan Satgas COVID," katanya.
Baca juga: Polisi selidiki penyebab bunuh diri dosen Unud
Sementara itu, Koordinator Program UISP Prof. Made Suastra menambahkan bahwa kerap dihubungi mitra kerjanya di luar negeri untuk meminta kepastian kapan Unud membuka kelas internasional seperti sebelum pandemi COVID-19.
“Sejumlah mahasiswa asal Norwegia menanyakan kapan Unud bisa menerima mereka untuk perkuliahan tatap muka. Sementara agen-agen penyaluran mahasiswa asing dapat memahami kondisi Bali saat ini sehingga Unud belum dapat menerima mahasiswa asing,” katanya.