Denpasar (Antara Bali) - Umat Hindu di Bali melakukan berbagai persiapan pada Penampahan Galungan, Selasa, sehari menjelang Hari Raya Suci Galungan untuk memperingati kemenangan Dharma (kebaikan) melawan Adharma (keburukan).
Setelah memotong babi secara patungan pada pagi hari, dilanjutkan mengolah hingga menikmatinya pada siang hari dan berbagai aktivitas selanjutnya dalam keluarga yang secara otomatis sudah ada pembagian tugas.
Suami dibantu putranya yang laki-laki membuat penjor, hiasan janur kombinasi hasil-hasil pertanian untuk dipajang di depan gerbang rumah. Sementara istri dibantu anak perempuan membuat rangkaian janur untuk dipersembahkan pada Hari Raya Galungan, Rabu (29/8).
Belum selesai membuat sesajen, ibu-ibu memasang kain pada bangunan suci milik keluarga (merajan), sementara sang suami yang mempunyai piaraan sapi pergi ke sawah untuk mencari hijauan pakan ternak.
Masyarakat di Banjar Ole, Desa Marga Dauh Puri, Kabupaten Tabanan, 25 km barat laut Denpasar misalnya, masing-masing anggota keluarga pada Hari Penampahan Galungan itu tampak sangat sibuk.
Belum selesai persiapan untuk menyambut Galungan, kentongan dibunyikan tanda "sekaa" (kelompok) muda-mudi bergotong royong untuk menyiapkan keramaian dan hiburan pada malam Hari Raya Galungan.
Masyarakat di Marga yang baru saja selesai panen raya, menjelang kembali mengolah sawah, memperingati kemenangan Dharma kali ini secara meriah dan khidmat.
Kemeriahan itu tampak dari pajangan penjor di sepanjang jalan yang dibuat secara khusus kombinasi dengan hasil-hasil pertanian sebagai lambang kemakmuran.
Hiasan penjor pada Hari Raya Galungan itu memang tampak di mana-mana, baik di daerah pedesaan maupun kota sehingga Bali lebih meriah dan semarak.(*/T007)
Umat Hindu Lakukan Persiapan Galungan
Selasa, 28 Agustus 2012 20:23 WIB