Jakarta (ANTARA) - Akademisi dari IPB University Prima Gandhi menilai Presidensi/Keketuaan G20 yang diselenggarakan di berbagai kota Indonesia mulai 26 Januari hingga November 2022 bisa menjadi booster atau penguat bagi pertumbuhan ekonomi nasional di tahun ini dengan kehadiran ribuan delegasi dari negara anggota.
Prima saat dihubungi di Jakarta, Sabtu, mengatakan bahwa akan ada peningkatan permintaan pangan di dalam negeri untuk konsumsi delegasi anggota negara G20 yang hadir secara langsung di Indonesia.
"Pastilah ketika KTT G20 ini dengan 21 ribu orang yang hadir, berdasarkan literasi dari pemerintah, demand meningkat pasti akan ada pertumbuhan ekonomi yang terjadi," kata dia.
Namun Prima menekankan agar penyelenggaraan Presidensi G20 harus berjalan dengan lancar dan baik. Bahkan Prima menilai dengan hadirnya delegasi anggota G20 secara langsung dan melihat kondisi di Indonesia, hal tersebut bisa mendatangkan investasi dari luar negeri.
Baca juga: Mendag: Kegiatan sampingan G20 di daerah untuk promosikan keragaman budaya Indonesia
"Investasi asing dari luar, investasi dari negara lainnya untuk mendorong pertumbuhan itu bisa muncul. Bahwa Indonesia ini baik keadaan ekonominya, mereka lihat sendiri dengan datang ke Indonesia dan bisa menjadi booster pertumbuhan ekonomi," kata Prima.
Pemerintah memperkirakan Presidensi G20 akan berdampak pada peningkatan konsumsi domestik sebesar Rp1,7 triliun dan PDB domestik Rp7,43 triliun yang berasal dari kunjungan para delegasi. Selain itu, Presidensi G20 dikatakan akan meningkatkan peran UMKM dan membantu penyerapan sebanyak 33.000 tenaga kerja di berbagai sektor.
Bahkan penyelenggaraan presidensi G20 dikatakan akan membawa manfaat ekonomi 1,5 hingga dua kali lebih besar secara agregat jika dibandingkan dengan penyelenggaraan acara Annual Meeting IMF-World Bank yang diselenggarakan di Bali tahun 2018.
Akademisi: Keketuaan G20 bisa jadi "booster" pertumbuhan ekonomi
Minggu, 23 Januari 2022 5:53 WIB