Denpasar (ANTARA) - Dharma Wanita Persatuan (DWP) Institut Seni Indonesia (IS) Denpasar secara berkelanjutan melaksanakan "yatra budaya" atau kunjungan sosial ke rumah maupun studio para maestro dan seniman di Pulau Dewata.
"Pada sembilan bulan terakhir, telah dikunjungi lima maestro dan seniman seni tradisional di berbagai kabupaten dan kota di Bali," kata Ketua DWP ISI Denpasar Ayu Rahayu Adnyana di Denpasar, Kamis.
Selain mesimakrama (bersilahturahmi-red), DWP ISI Denpasar juga menyumbang paket bahan pokok kepada setiap "guru waktu" yang dikunjungi tersebut.
"Kunjungan ke para maestro ini diilhami spirit aguron-guron (menimba ilmu-red). Maestro dan seniman yang dikunjungi tidak saja telah berkontribusi luar biasa pada pemajuan seni dan budaya Bali, melainkan juga telah berdedikasi bagi dunia pendidikan seni, terutama bagi ISI Denpasar," ujarnya.
Baca juga: ISI Denpasar libatkan 61 tokoh seni susun Kurikulum Merdeka Belajar
Menurut dia beberapa dari maestro dan seniman yang dikunjungi bahkan sempat mengajar seni di ISI Denpasar. "Semua tetua kita itu menyiratkan rasa bahagia, mereka mengisahkan pengalaman berkesenian saat usia muda," katanya.
Yang terakhir, pada Jumat (3/12) lalu, DWP ISI Denpasar mengunjungi seniman lukis kamasan bersaudara, yaitu I Nyoman Mastra dan Wayan Suweca di Banjar Sangging, Kamasan, Kabupaten Klungkung.
Sebelumnya telah dilakukan kunjungan ke seniman tari Sang Ayu Ketut Muklen di Banjar Sala, Tampaksiring, dan seniman seni pertunjukan I Wayan Dupa di Kemenuh, Sukawati, Gianyar.
Selain itu, juga mengunjungi seniman dalang dan karawitan, sekaligus mantan Kepala Sekolah Kokar Bali, I Nyoman Sumandi di Banjar Tunjuk, Kabupaten Tabanan, juga telah mengunjungi seniman prasi I Wayan Mudita Adnyana di Tenganan, Kabupaten Karangasem.
Pada setiap kunjungan, turut serta pengurus DPW ISI Denpasar lainnya yakni Agung Arianti Remawa, Sariasih Muka, Eka Sumantriani Sudirga, Luh Gede Sri Artini Arba, Riani Garwa, dan Tjok Istri Pemayun Udayana.
"Masyarakat mengelu-elukan namanya disebut di berbagai ruang diskusi, namun seperti dilupakan begitu usia mereka semakin senja. Apa yang DPW ISI Denpasar lakukan, walau sangat kecil dari sesi material, momen simakrama kami begitu bermakna, dan kami larut dalam nostalgia berkesenian," katanya.
Ayu Rahayu yang juga perias pengantin Bali itu mengatakan semua maestro dan seniman yang dikunjungi merasa seperti didatangi murid-muridnya. Mereka menyampaikan tutur, cerita, dan teknik-teknik penciptaan serta penyajian seni.
Seperti halnya Wayan Dupa, dengan senang hati melantunkan tembang-tembang penasar, begitu juga Wayan Mudita bertutur seni prasi dan teknik tabuh gender. Kunjungan menjadi ruang pembelajaran, hingga tidak terasa setiap kunjungan bisa sampai lebih dari tiga jam.
Baca juga: Kolaborasi seniman tari tujuh negara tampil di ISI Denpasar
Seniman Nyoman Sumandi juga mengaku sangat senang dan haru menerima kunjungan pengurus DWP ISI Denpasar. Pertemuan antara guru dan murid itu juga diisi berbagi pengalaman kesenian di masa lalu yang disampaikan dengan jujur dan terbuka.
Sumandi juga berharap pelibatan maestro pada pembelajaran di ISI Denpasar dapat ditingkatkan.
Bendahara DWP ISI Denpasar, Dian Kartika Pramana menambahkan, sembako dan uang tunai yang disumbangkan kepada maestro atau seniman yang dikunjungi merupakan hasil penggalangan dana melalui kegiatan bazaar di internal DWP ISI Denpasar.
Selain itu untuk kunjungan mendatang juga diagendakan workshop tata rias pengantin gaya Gianyar, sanggul Bali dan tata rias secara umum.
Rektor Institut Seni Indonesia Denpasar Prof Dr Wayan "Kun" Adnyana berpandangan kunjungan DWP ISI Denpasar merupakan inisiatif yang baik sekaligus menginspirasi,
"Kegiatan yatra budaya ini menjadi penyambung memori sekaligus pengikat batin dalam menjaga taksu seni dan budaya di ISI Denpasar," kata mantan Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali itu.
Selaras dengan Yatra Budaya ini, ISI Denpasar juga mendirikan monument "Wall of Fame" untuk mengabadikan nama dan tanda tangan maestro dan seniman bereputasi tersebut.