Jakarta (ANTARA) - PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) mengungkapkan merger enam BUMN pangan menjadi tiga BUMN akan memperkuat ekosistem hulu hingga hilir pangan nasional.
“Penggabungan BUMN pangan akan memperkuat ekosistem end to end pangan, mulai hulu sektor pertanian, perikanan, peternakan, garam dan di hilir perdagangan dan logistik Indonesia,” ujar Direktur Utama RNI (Persero) Arief Prasetyo Adi dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat.
Ia mengatakan merger enam BUMN tersebut merupakan fase kedua menuju holding BUMN Pangan, di mana RNI dipersiapkan Kementerian BUMN sebagai induk holding BUMN Pangan tersebut.
Akta Penggabungan enam BUMN pangan yang tergabung dalam BUMN Klaster Pangan telah ditandatangani pada Kamis (2/12) yang menggabungkan PT Bhanda Ghara Reksa (BGR) ke dalam PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI), penggabungan PT Perikanan Nusantara (Perinus) ke dalam PT Perikanan Indonesia (Perindo) dan penggabungan PT Pertani ke dalam PT Sang Hyang Seri (SHS).
Baca juga: RNI: Merger enam BUMN pangan perkuat ekosistem pangan nasional
Dengan bergabungnya BUMN pangan tersebut diharapkan dapat meningkatkan peran di masing-masing sektor. Penggabungan SHS dan Pertani dapat berperan di hulu dan berkolaborasi dengan para petani plasma dengan memproduksi beras, benih, jagung, dan produk hortikultura lainnya.
Sementara Perindo dan Perinus dapat saling menguatkan memajukan sektor perikanan bekerja sama dengan para nelayan maupun petambak, dengan menghadirkan produk-produk ikan yang berkualitas.
Kemudian PT PPI dan BGR Logistics dapat saling melengkapi pada sektor perdagangan dan logistik secara ritel, domestik hingga pasar global melalui ekspor produk-produk pangan Indonesia.
Seluruh perusahaan BUMN yang digabungkan berkomitmen untuk melakukan kewajiban pelayanan kepada seluruh pemangku kepentingan meliputi konsumen, mitra/relasi, pemasok, investor dan kewajiban kepada pemangku kepentingan lainnya.
Sebelumnya RNI berharap holding BUMN sektor pangan bisa terbentuk dalam satu bulan mendatang.
Tujuan holding ini akan membuat ekosistem yang baru mulai dari hulu hingga ke hilir, diatur tata niaganya mulai dari tingkat petani dan nelayan, kemudian processing, logistik, pergudangan sampai dengan distribusi ke konsumen.