New York (Antara Bali) - Harga minyak global "rebound" (berbalik naik) tajam pada Jumat atau Sabtu pagi di Indonesia, karena pedagang mencerna data pekerjaan yang kuat di konsumen minyak mentah utama Amerika Serikat dan mengikuti ketegangan yang sedang berlangsung atas Iran.
Kontrak utama New York, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman September, melompat 4,27 dolar AS menjadi ditutup pada 91,40 dolar AS per barel. Minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman September, melambung 3,04 dolar AS menjadi 108,94 dolar AS per barel dalam transaksi di London.
Pasar melonjak karena data resmi menunjukkan bahwa ekonomi AS menciptakan 163.000 pekerjaan pada Juli, mengalahkan perkiraan untuk kenaikan sebesar 100.000 pekerjaan.
"Data payroll (pembayaran gaji) non pertanian Juli menghancurkan ekspektasi dan membenarkan mengapa The Fed menghindari menarik masuk QE3 (pelonggaran kuantitatif ketiga) minggu ini. Investor senang, untuk saat ini," kata analis Mike McCudden di broker online Interactive Investor.
Pasar telah jatuh pada Kamis, setelah Bank Sentral Eropa (ECB) mengumumkan tidak ada tindakan baru terhadap krisis utang zona euro sehari setelah Federal Reserve AS memilih menentang tindakan pelonggaran kuantitatif lebih (QE).
"Harga minyak mentah berbalik naik dari kerugian kemarin dengan keuntungan cukup dramatis hari ini, sebagai akibat dari melemahnya dolar dan sentimen lebih optimis," tambah analis CMC Markets, Brenda Kelly.(*/T007)
Lapangan Kerja Dorong Harga Minyak
Sabtu, 4 Agustus 2012 4:47 WIB