Denpasar (ANTARA) - Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Bali Putri Suastini Koster mengharapkan nasib guru SD dan guru TK/PAUD agar bisa mendapat perhatian lebih serius, karena mereka turut menentukan pondasi dasar karakter penerus bangsa.
"Dosen di universitas bisa mentransfer ilmu pengetahuan, tetapi guru-guru di tingkat dasar selain mentransfer ilmu pengetahuan, sekaligus mengasuh dan menanamkan pendidikan karakter," kata Putri Koster di Denpasar, Kamis.
Istri Gubernur Bali itu berharap ke depan isu tersebut dapat dibahas lebih serius lagi. "Saya ingin mengubah guru, pahlawan tanpa tanda jasa menjadi guru pahlawan yang banyak jasanya," ucapnya.
Menurut Putri Koster, perjuangan guru mencerdaskan anak bangsa harus mendapat apresiasi lebih lagi, terlebih perjuangan guru semakin mendapat pengakuan setelah disahkannya Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.
"Bapak Gubernur (Wayan Koster-red) kala itu menjabat sebagai anggota DPR sangat getol memperjuangkan undang-undang tersebut, dari pagi sampai pagi, Beliau menyusun dan berdebat dengan Menteri Pendidikan. Sehingga sekarang keluar undang-undang tersebut dan bisa dinikmati oleh para guru kita," ujarnya.
Baca juga: Menteri BUMN fokuskan CSR BUMN ke pendidikan, kesehatan dan lingkungan
Sebelumnya, Putri Koster saat berbicara dalam talkshow bertajuk Meningkatkan Peran Perempuan PGRI Dalam Mewujudkan Visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali pada Rabu (24/11) juga menyoroti peran guru perempuan di sekolah karena sentuhan seorang ibu guru memang sangat diperlukan oleh para siswa.
"Ibaratnya seorang ibu di rumah, ibu guru selain bisa mentransfer ilmu kepada siswa juga bisa memberikan kasih sayang seorang ibu. Maka itu, saya sangat mengapresiasi para ibu guru yang sudah sepenuh jiwa dan raga membesarkan para anak kita di sekolah," ujarnya.
Mengenai perkembangan teknologi dan informasi yang berujung pada penyebaran hoaks, Putri Koster menegaskan para guru juga harus bisa mengimbangi perkembangan tersebut.
"Setidaknya, agar anak-anak juga bisa mendapatkan pelajaran tentang bahaya dan cara mencegah penyebaran hoaks itu tersendiri. Untuk itu, peningkatan pendidikan karakter juga sangat diperlukan, setidaknya anak-anak bisa membedakan mana yang baik dan tidak," katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan, Kepemudaan dan Olahraga Provinsi Bali KN Boy Jayawibawa juga mengapresiasi acara yang mengangkat isu kesetaraan gender dalam dunia pendidikan di Bali.
Di Bali, total jumlah guru sebanyak 62 ribu, baik yang berstatus PNS maupun non-PNS, sebanyak 60 persen atau 37 ribu diantaranya diisi oleh guru perempuan.
"Hal itu bukan tanpa alasan. Selain karena isu kesetaraan gender, hal itu tersebut juga dilatarbelakangi bahwa sentuhan guru perempuan terhadap anak didiknya lebih diperlukan. Mereka bagaikan para ibu yang mengajari anak-anaknya di rumah," ujar Boy Jayawibawa.
Baca juga: Dirjend Pendidikan Vokasi lakukan "podcast" di Mobil "SCTA TV" SMK Penerbangan Denpasar
Mengenai perhatian di dunia pendidikan, ia pun mengatakan bahwa Pemprov Bali dengan visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali yang salah satu tujuannya adalah untuk mensejahterakan krama Bali menjadikan sektor pendidikan sebagai salah satu program prioritas.
Untuk itu, selama masa kepemimpinan Gubernur Bali Wayan Koster, sudah begitu banyak sekolah baru dibangun, juga berbagai program pendidikan yang sangat bermanfaat baik bagi guru maupun peserta didik.
Hari Guru 2021, Ketua PKK Bali harapkan guru SD dan TK/PAUD mendapat perhatian
Kamis, 25 November 2021 14:11 WIB