Jakarta (Antara Bali) - Peneliti Kelompok Studi Perdesaan Universitas Indonesia Nia Elvina, MS.i memprediksikan krisis kedelai yang kini terjadi di Indonesia adalah suatu kebijakan yang didasarkan untuk "melegalkan" kepentingan-kepentingan kapitalis besar.
"Secara sistem mereka telah berhasil 'mengalahkan' proteksi negara terhadap pengenaan bea impor kedelai," katanya di Jakarta, Senin.
Menurut dia, jelas tidak masuk akal jika koperasi akan menang ketika berkompetisi dengan mereka. "Yang sangat menyedihkan dan memperihatinkan untuk memuluskan tujuan mereka, para kapitalis ini selalu mengorbankan masyarakat kelas bawah," katanya.
Dikemukannya bahwa "sweeping" yang terjadi beberapa saat yang lalu dilakukan pedagang-pedangang kecil yang notabene kelas bawah.
Ia mengatakan setelah sistem mereka kuasai, sekarang juga untuk ranah hilirnya mereka sedang mengenalkan varietas baru bibit kedelai yang tahan terhadap kekeringan.
"Jika pemerintah tidak sensitif melihat hal ini, maka nanti petani kita, khususnya penanam kedelai akan semakin tergantung produk luar," kata Nia Elvina, yang juga Sekretaris Program Ilmu Sosiologi Universitas Nasional (Unas).(*/T007)