"Ada dua SST dari Kodim 1626/Bangli, Yonzipur 18/YKR telah dikerahkan, tapi kami juga menyiagakan 1 SSK dari Yonif 900 Raider/SBW sebagai satuan cadangan penanggulangan bencana. Kami juga menyiapkan alat berat untuk membuka akses jalan di Desa Trunyan tersebut," kata Kapendam IX/Udayana Letkol Kav Antonius Totok Y.P., saat dikonfirmasi di Denpasar, Bali Sabtu.
Ia mengatakan dari dua SST Yonzipur 18/YKR terbagi menjadi satu SST yang berkekuatan 30 orang melakukan penanganan bencana di wilayah Desa Trunyan yang dengan mengerahkan 1 unit truk NPS, 1 unit dump truk.
Sementara itu, 1 SST berkekuatan 30 orang akan melakukan penanganan di wilayah Kabupaten Karangasem tepatnya di Desa Ban, Kecamatan Kubu.
"Sampai saat ini jajaran kami terus membantu melakukan pembersihan jalan yang terkena longsor dan rencananya besok akan dilanjutkan menggunakan alat berat. Untuk kesiapan posko bencana dan bantuan logistik serta kesehatan dikoordinir Pemerintah Daerah setempat," jelasnya.
Ia mengatakan tanah longsor di Bukit Abang menutupi akses jalan Desa Buahan menuju Desa Abang Batu Dinding dan Desa Terunyan.
Baca juga: Warga tiga desa di Kintamani-Bangli terisolasi akibat gempa M4,8
Baca juga: Warga tiga desa di Kintamani-Bangli terisolasi akibat gempa M4,8
Gempa berkekuatan magnitudo 4.8 menimpa tujuh rumah warga yang berada di Banjar Cemara Landung, Desa Trunyan dengan tujuh korban. Dari tujuh korban tersebut, dua diantaranya meninggal dunia atas nama Ni Kadek Wahyuni (25) dan Leonal Adi Putra (8), dua korban kritis yang telah dirujuk ke RSUD Bangli dan tiga orang luka ringan mendapatkan perawatan di Puskesmas Kintamani IV di Desa Kedisan.
Selain itu, dampak dari gempa ini juga terjadi di wilayah Kecamatan Kubu, Kabupaten Karangasem. Sampai saat ini Jalan Jatituhu, Dusun Ban dan jalan di Dusun Daya, Desa Ban masih tertutup material longsoran.
Ia menjelaskan, untuk wilayah Karangasem juga mengakibatkan korban jiwa satu orang atas nama Ni Luh Meriani (3) dan 2 orang mengalami patah tulang bagian kaki yaitu Ni Nengah Mara (78) dan Ni Nengah Tila (48) serta warga setempat juga mengalami kerusakan dan kerugian harta benda.
Ia menjelaskan, untuk wilayah Karangasem juga mengakibatkan korban jiwa satu orang atas nama Ni Luh Meriani (3) dan 2 orang mengalami patah tulang bagian kaki yaitu Ni Nengah Mara (78) dan Ni Nengah Tila (48) serta warga setempat juga mengalami kerusakan dan kerugian harta benda.
"Langkah cepat yang sudah kita lakukan ini dapat menjadi salah satu solusi untuk meminimalisir terjadinya dampak kerugian yang lebih luas lagi, baik korban materil maupun korban jiwa,” jelas Kapendam.
Baca juga: Basarnas evakuasi tiga korban meninggal akibat gempa Karangasem
Baca juga: Basarnas evakuasi tiga korban meninggal akibat gempa Karangasem
Sebelumnya, diketahui terjadi gempa bumi berkekuatan magnitudo 4.8 dengan titik koordinat 8.32 LS, 115.45 BT yang berpusat di 8 KM barat laut, Kabupaten Karangasem, di kedalaman 10 KM yang terjadi pada Sabtu (16/10) pukul 04.18 Wita.
Pasca gempa tersebut, mengakibatkan korban jiwa dan beberapa luka-luka serta kerugian materil yang terjadi di wilayah Karangasem dan Bangli.