Surabaya (ANTARA) - Direktur Utama PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) Boy Robyanto mengatakan pengembangan Pelabuhan Benoa, Bali, dalam konsep Bali Maritime Tourism Hub (BMTH) akan rampung pada pertengahan tahun 2023.
Dalam siaran persnya yang diterima di Surabaya, Sabtu, Boy mengatakan, dari 16 paket pekerjaan yang direncanakan, saat ini masuk pada paket kelima, ditambah beberapa pekerjaan yang sudah mencapai 100 persen.
Pertama, pengerukan alur dan kolam pelabuhan tahap 1 yang dilakukan tahun 2019 dan kedua adalah perluasan terminal penumpang kapal laut internasional.
"Pengerukan alur dan kolam pelabuhan dari yang sebelumnya memiliki kedalaman minus 8 Meter Low Water Spring (MLWS) menjadi minus 12 MLWS dengan kedalaman tersebut kapal pesiar sepanjang 350 meter dapat bersandar di dermaga Pelabuhan Benoa," katanya.
Baca juga: Pengembangan Pelabuhan Benoa didukung PMN Rp1,2 triliun
Sementara itu terminal penumpang kapal laut internasional dilakukan perluasan dari sebelumnya 1.500 m2 dengan kapasitas 800 penumpang, kini menjadi 5.600 m2 dengan kapasitas 3.000 orang penumpang.
Terminal penumpang itu digunakan sebagai fasilitas naik dan turun penumpang kapal pesiar yang masuk ke Bali melalui Pelabuhan Benoa.
Tak hanya itu, Pelindo III juga menyiapkan lokasi bagi wisatawan yang datang menggunakan kapal yacht.
"Saat ini pekerjaan yang sedang berjalan adalah pekerjaan pembangunan infrastruktur dasar dan fasilitas umum penunjang pariwisata termasuk di dalamnya UMKM plaza sudah mencapai 82 persen," katanya.
Boy mengatakan pengembangan Pelabuhan Benoa dalam konsep BMTH ini mengedepankan kearifan lokal Bali dan berwawasan lingkungan, dibangun dengan nuansa Bali dan terdapat kawasan hijau.
Baca juga: Bubur seafood Tanjung Benoa ala Widyantara padukan cita rasa dan kekuatan medsos saat pandemi
Sebelumny, Gubernur Bali I Wayan Koster memberikan apresiasi atas pengembangan Pelabuhan Benoa yang dilakukan oleh Pelindo III.
Menurutnya, konsep pengembangan BMTH sudah menggambarkan Bali sebagai daerah tujuan wisata yang berwawasan budaya dan kearifan lokal Bali.
Dengan demikian pengembangan Pelabuhan Benoa dapat sejalan dengan visi pemerintah Provinsi Bali Nangun Sat Kerthi Loka Bali Melalui Pola Pembangunan Semesta Berencana Menuju Bali Era Baru.
Harmonisasi pembangunan penting untuk menggambarkan kehidupan asli masyarakat Bali yang lekat akan budaya dan tradisi. Guna menjaga kesucian dan keharmonisan alam Bali beserta isinya.
"Wisatawan yang datang melalui Pelabuhan Benoa harus merasa jika mereka berada di Bali saat pertama kali tiba, hal ini penting karena Bali memiliki nilai budaya yang kuat," kata Koster.
Lebih lanjut Koster meminta agar pengembangan Pelabuhan Benoa memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi semua pihak. Keterlibatan UMKM juga ditekankan agar perekonomian juga menjangkau seluruh lapisan masyarakat Bali.
"Masyarakat berhak memperoleh manfaat, sehingga mereka harus dilibatkan, sediakan tempat bagi mereka di Pelabuhan Benoa, agar nantinya saat pandemi ini berakhir mereka juga ikut bangkit seiring dengan kapal pesiar yang kembali datang ke Bali," kata Koster.