Oleh I Ketut Sutika
Denpasar (Antara Bali) - Wanita bermata sipit itu awalnya hanya tertarik pada seni budaya Bali seperti kebanyakan wisatawan mancanegara saat berkunjung ke Pulau Dewata.
Namun rasa ketertarikannya itu lambat laun berubah menjadi "cinta" untuk mendalami seni dan budaya Balli. "Makin dipelajari menemukan keasyikan, kedamaian dan rasa senang terhadap seni budaya Bali," tutur Tomoko Nonaka (25), wanita kelahiran Yokohama, Jepang.
Sosok wanita berusia 25 tahun bersama 16 wanita dari negeri Matahari Terbit pimpinan Ni Wayan Deni Inaba (46) menunjukkan kepiawaiannya menari Bali dalam memeriahkan Pesta Kesenian Bali (PKB) XXXIV di Taman Budaya Denpasar.
Wanita pengusaha sebuah salon kecantikan itu telah menguasai delapan jenis tari Bali berkat kesungguhan belajar dari Sanggar Tari Wyarihita Yokohama, yang dirintis Ni Wayan Deni Inaba (46), seorang wanita kelahiran Bali bersuamikan pria warga negara Jepang, Takahisa Inaba.
Tomoko Nonaka yang belakangan membuka usaha salon kecantikan dengan disain busana Bali itu sudah mempelajari tari Bali lebih dari sepuluh tahun dan masih tetap tertarik mendalami tari Bali, karena tari Bali sangat banyak ragamnya.
Selain gerak tari yang sudah dikuasai kini juga mulai belajar memainkan gender, intrumen musik tradisional Bali yang biasa digunakan untuk mengiringi pementasan wayang kulit.
"Saya masih tetap belajar tari dan gamelan Bali di Jepang, namun saat berliburan ke Bali belajar langsung pada seniman setempat," ujarnya seusai unjuk kemampuan tari di PKB berkolaborasi dengan Sanggar Lembaga Kesenian Bali (LKB) Saraswati, Banjar Kutri Singapadu tengah, Kabupaten Gianyar.
I Nyoman Carita, seniman andal yang juga dosen Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar dengan senang hati memfasilitasi seniman Jepang tersebut untuk ikut memeriahkan PKB.
Selain memfasilitasi pihaknya juga memberikan bimbingan dan latihan singkat kepada seniman asing menyangkut tabuh dan tari Bali, sehingga pementasan kolaborasi seniman Jepang dan Bali itu meraih sukses di PKB.
Ke-17 wanita Jepang termasuk Tomoko Nonaka menunjukkan kepiawaiannya menari Bali dengan iringi gamelan yang dibawakan oleh 25 seniman tabuh setempat. Hampir tidak ada kursi kosong dan sebagian penonton harus berdiri selama pementasan berlangsung empat jam.
Puspa warna
Tomoko Nonaka bersama lima rekannya masing-masing Chie Nagasawa, Nobue Takahashi, Suzuko Yahagi, Shoko Owada dan Yumi Takahasni membawakan tari Puspa Warna.
Tarian tersebut menggambarkan keindahan dan keharmonisan beraneka jenis bunga yang sedang mekar di taman bunga. Mereka berenam mengenakan busana tari Bali dengan gerak lemah gemulai memancarkan pesona keramahan dan prilaku hidup harmonis dan saling hormat menghormati.
Penampilan di atas pentas yang sulit dibedakan dengan wanita Bali itu juga mencerminkan keindahan gerakan tari di taman bunga. Sementara rekan-rekan lainnya membawakan tujuh jenis tarian yang semuanya melambangkan keindahan, keharmonisan dan kedamaian.
Mereka satu sama lain sanggup membawakan ke delapan jenis tari, namun dua kali pementasan selama di Bali sudah diatur sedemikian rupa, tutur Ni Wayan Deni Inaba yang melatih dan memimpun tim kesenian Jepang itu.
Diawali dengan suguhan Tari Sekar Jagat, tarian penyambutan yang menggambarkan kegembiraan para penari penyambut tamu, disusul persembahan tari Tenun yang menggambarkan seorang wanita Bali sedang menenun membuat pakaian.
Demikian pula penampilan tari Putri Angangsuh yang mengisahkan tentang kehidupan para gadis desa Pulau Dewata mengambil air di pancura menjelang sore hari, tari Candra Metu, tari Teji dan penutup tari Yudapati.
Tomoko Nonaka tercatat tiga kali pernah pentas di arena PKB termasuk sekarang dari enam kali Saggar Tari Wyarihita Jepang berperanserta dalam aktivitas seni tahunan di Pulau Dewata.
Deni Inaba menjelaskan, seleksi terhadap siswa-siswa yang terbaik di sanggarnya itu mendapat kehormatan untuk pentas memeriahkan PKB. Biaya tiket dan akomodasi terbang ke Bali (pergi-pulang) sebesar Rp20 juta ditanggung oleh masing-masing yang bersangkutan.
Keikutsertaan enam grup kesenian asing, termasuk dari Jepang mampu memberikan warna terhadap pelaksanaan PKB.(IGT/T007)