Wakil Bupati Bangli I Wayan Diar membagikan paket sembako kepada nelayan pembudidaya ikan nila pola jaring apung di kawasan Danau Batur, Kintamani, Propinsi Bali yang merupakan sumbangan aparatur sipil negara (ASN) setempat.
Bantuan itu diberikan karena sebelumnya mereka setempat mengalami kerugian besar setelah ribuan ikan di jaring apung mati mendadak akibat keracunan semburan belerang dari dasar danau.
"Paket bantuan sembako ini adalah hasil gotong royong dari seluruh aparatur sipil negara (ASN) di Kabupaten Bangli. Bantuan paket sembako ini tujuannya mengurangi beban masyarakat yang saat pandemi ini mengalami kerugian usaha," kata Wakil Bupati, usai menyerahkan bantuan di Bangli, Senin.
Saat menyerahkan bantuan Wabup Bangli didampingi I Wayan Sarma, Kadis PKP (Pertanian, Ketahanan Pangan Dan Perikanan) Bangli.
Baca juga: Ribuan ikan nila di Danau Batur mati keracunan belerang
Para pembudidaya ikan nila, atau dikenal masyarakat Bangli sebagai ikan mujair, selama ini memasok bahan baku untuk makanan khas Bali, ikan Mujair Nyat-Nyat yang sangat populer karena diolah menggunakan rempah-rempah lokal.
Menurut laporan sudah lebih 70 ton ikan di Danau Batur mati sehingga Pemerintah Bangli memberikan paket sembako ini untuk meringankan beban kebutuhan pembudidaya ikan ini.
Kepala Dinas PKP Kabupaten Bangli I Wayan Sarma mengatakan jumlah warga pembudidaya ikan yang terdampak semburan belerang di kawasan Danau Batur berjumlah 331 orang.
"Kita tau bahwa di Danau Batur saat ini terjadi musibah semburan belerang, yang banyak memakan korban kematian ikan-ikan mujair. Sudah kena musibah pandemi COVID-19 kini ditambah dengan semburan belerang, sehingga kesulitan masyarakat ini menjadi bertumpuk-tumpuk," kata Wayan Sarma.
Ia berharap, dengan bantuan sembako ini mudah-mudahan bisa sedikit meringankan beban para pembudidaya keramba jaring apung.
Baca juga: Bupati Bangli tebar 150.000 benih ikan nila di Danau Batur
Bantuan itu diberikan karena sebelumnya mereka setempat mengalami kerugian besar setelah ribuan ikan di jaring apung mati mendadak akibat keracunan semburan belerang dari dasar danau.
"Paket bantuan sembako ini adalah hasil gotong royong dari seluruh aparatur sipil negara (ASN) di Kabupaten Bangli. Bantuan paket sembako ini tujuannya mengurangi beban masyarakat yang saat pandemi ini mengalami kerugian usaha," kata Wakil Bupati, usai menyerahkan bantuan di Bangli, Senin.
Saat menyerahkan bantuan Wabup Bangli didampingi I Wayan Sarma, Kadis PKP (Pertanian, Ketahanan Pangan Dan Perikanan) Bangli.
Baca juga: Ribuan ikan nila di Danau Batur mati keracunan belerang
Para pembudidaya ikan nila, atau dikenal masyarakat Bangli sebagai ikan mujair, selama ini memasok bahan baku untuk makanan khas Bali, ikan Mujair Nyat-Nyat yang sangat populer karena diolah menggunakan rempah-rempah lokal.
Menurut laporan sudah lebih 70 ton ikan di Danau Batur mati sehingga Pemerintah Bangli memberikan paket sembako ini untuk meringankan beban kebutuhan pembudidaya ikan ini.
Kepala Dinas PKP Kabupaten Bangli I Wayan Sarma mengatakan jumlah warga pembudidaya ikan yang terdampak semburan belerang di kawasan Danau Batur berjumlah 331 orang.
"Kita tau bahwa di Danau Batur saat ini terjadi musibah semburan belerang, yang banyak memakan korban kematian ikan-ikan mujair. Sudah kena musibah pandemi COVID-19 kini ditambah dengan semburan belerang, sehingga kesulitan masyarakat ini menjadi bertumpuk-tumpuk," kata Wayan Sarma.
Ia berharap, dengan bantuan sembako ini mudah-mudahan bisa sedikit meringankan beban para pembudidaya keramba jaring apung.
Baca juga: Bupati Bangli tebar 150.000 benih ikan nila di Danau Batur