Jakarta (ANTARA) - Pemerintah menetapkan hasil penjualan Savings Bond Ritel (SBR) seri SBR010 sebesar Rp7,5 triliun yang merupakan rekor baru untuk Surat Berharga Negara ritel yang nontradable.
“Total penjualan kita Rp7,5 triliun dan ini jauh di atas target awal kita,” kata Kepala Seksi Perencanaan Transaksi SUN dan Derivatif, Direktorat Surat Utang Negara, Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kemenkeu Herman Sary Tua dalam diskusi daring di Jakarta, Senin.
Herman menyampaikan target awal penjualan SBR010 sebesar Rp5 triliun yang hampir habis terjual pada minggu terakhir masa penawaran. Kemudian pemerintah memutuskan untuk menambah menjadi Rp6 triliun yang kemudian habis dalam 2 hari dan pada akhirnya kuota SBR010 yang ditawarkan menjadi Rp7,5 triliun.
Jumlah investor terbesar SBR010 berasal dari generasi milenial (kelahiran 1980-2000) meski dari jumlah nominal pemesanan masih didominasi generasi baby boomers (kelahiran 1946-1964).
“Dari 23 ribu investor hampir 40 persennya investor baru. Artinya semua program yang dilakukan Kementerian Keuangan dalam menjangkau masyarakat di luar yang lebih banyak, relatively berhasil,” ujar Herman.
Lebih lanjut Herman menuturkan dari 40 persen investor baru tersebut, sebanyak 1.316 investor melakukan pemesanan pada batasan minimal yakni Rp1 juta.
“Kita happy (senang) karena Rp1 juta ada banyak makna. Pertama, udah dapat informasi. Kedua, kalau mereka coba-coba, mereka coba instrumen investasi yang baik, aman dan menguntungkan,” tuturnya.
Tak hanya itu, Kemenkeu mencatat terdapat 36 investor setia yang selalu membeli Surat Utang Negara (SUN) ritel sebelumnya atau repeated order sejak penerbitan SID pertama kali di 2018.
“Ada investor yang pesan terus, 13 seri dia ikut terus, ada 36 investor. Ini membuktikan instrumen kita sangat layak untuk dibeli,” ungkapnya.
Berdasarkan lokasi pemesanan, penjualan SBR010 menjangkau 34 provinsi dengan pembelian terbanyak berasal dari DKI Jakarta sebanyak 35 persen. Kemudian disusul Jawa Barat, Jawa Timur, Banten, dan Jawa Tengah.
Kemudian berdasarkan profesi, jumlah investor tersebut didominasi oleh pegawai swasta, diikuti wiraswasta dan ibu rumah tangga. Meski secara nominal pemesanan masih didominasi oleh wiraswasta.
Setelah penerbitan SBR010, pemerintah menawarkan penerbitan tiga seri SBN ritel lainnya di sisa tahun 2021 yaitu SR015 pada Agustus, ORI020 pada Oktober, dan ST008 pada November.