Denpasar (ANTARA) - Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Bali Putri Suastini Koster mengatakan komunikasi yang baik di lingkungan keluarga, menjadi upaya efektif untuk mencegah anak terjerumus pada penyalahgunaan narkoba.
"Kita harus bisa menjadi tempat curhat anak, bangun keterbukaan komunikasi sedari kecil, sehingga anak-anak merasa nyaman dan mau terbuka," kata Putri Koster, dalam dialog mengenai "Peran PKK dan Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba" di Denpasar, Senin.
Menurut istri Gubernur Bali itu, di era digital seperti sekarang ini, para ibu harus benar-benar menerapkan komunikasi yang baik dengan anak. Dengan demikian jika dirasa ada hal aneh dari anak sedikit saja, orang tua, terutama ibu, harus cepat menyadari.
Baca juga: BNN Bali: HANI ingatkan atensi "soft-smart power" pada narkoba
Selain itu, ia pun mendorong para ibu untuk memahami psikologis anak-anaknya. Para ibu harus benar-benar mengetahui minat dan bakat anak agar tidak memaksakan kehendak terhadap mereka.
"Jika kita paksakan keinginan kita, ternyata anak tidak suka, mereka akan stres, malah takutnya lari ke hal-hal yang tidak diinginkan, seperti narkoba," ucapnya.
Selain keluarga sebagai benteng pertama, Putri Koster juga berpendapat pencegahan bisa dimulai dari tingkat desa. Apalagi Bali yang berbasis desa adat, bisa membuat perarem (peraturan) di setiap desa tentang bahaya narkoba.
Selain itu, ia juga mengatakan kader PKK tersebar hingga tingkat desa, sehingga BNN dan PKK bisa berkolaborasi menyosialisasikan ke desa-desa.
"Kami PKK punya media, punya kader hingga tingkat keluarga. Namun kami bukanlah profesional di bidang ini, sehingga dengan menggandeng BNN kami bisa menyosialisasikan bahaya narkoba dengan lebih efektif lagi," kata Putri Koster.
Baca juga: Peringati HANI, BNN Bali jamin kerahasian data klien rehabilitasi
Sementara itu, Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Provinsi Bali Brigjen Pol Gde Sugianyar Dwi Putra mengapresiasi berbagai program PKK dalam pendidikan karakter keluarga.
Menurutnya ini merupakan kesempatan yang bagus bisa berkolaborasi dengan PKK, sehingga BNN bisa menembus lapisan desa, bahkan keluarga.
Sampai saat ini, BNN mempunyai berbagai upaya untuk mencegah dan menanggulangi peredaran narkoba. "Pertama kami sebut sebagai hard power, yaitu keras terhadap bandar dan pengedar dengan menangkap dan menghukum sesuai UU yang berlaku, bahkan mereka juga dimiskinkan," ujarnya.
Sementara ada juga soft power, yaitu menfasilitasi korban narkotika, terutama anak muda, agar mendapat rehabilitasi secara gratis dan dibiayai negara.
"Kami rehab hingga sembuh, tenang saja itu dibiayai negara. Bahkan, kami menjamin privasi mereka, tidak akan disebar. Kami juga menjamin jika mereka masih sekolah atau kuliah, mereka bisa kembali ke sekolah atau kampusnya dan tidak kena DO," ujarnya.
Menurutnya, upaya preventif tersebut diperlukan demi mencegah para pemakai berubah menjadi pengedar. Untuk itu, ia meminta peranan para ibu untuk jeli melihat perubahan anak.
Jika memang terbukti menjadi korban narkotika, ia juga berharap agar para ibu tidak malu atau menutupi, tinggal bawa saja ke kantor BNN, dan BNN akan memfasilitasi untuk upaya rehabilitasi.
PKK Bali: Cegah anak terjerumus narkoba dengan komunikasi
Senin, 5 Juli 2021 18:30 WIB