Denpasar (ANTARA) - Kakesdam IX/Udayana Kolonel Ckm dr I Made Mardika, menargetkan 1,8 juta penduduk di Bali bisa segera tervaksinasi COVID-19, melalui kegiatan vaksinasi massal, diantaranya vaksinasi massal di GOR Kepaon, Praja Raksaka.
"Hingga kemarin, Bali sudah sampai 1,6 juta penduduk yang divaksinasi. Sudah 50 persen lebih, jadi semoga selama tiga hari ke depan bisa sampai 1,8 juta. Diharapkan bisa mempercepat kegiatan vaksinasi sesuai harapan 70 persennya sehingga cepat tercapai herd immunity nya," ucap Kakesdam saat ditemui di GOR Kepaon, Praja Raksaka Denpasar, Selasa.
Ia mengatakan selama tiga hari kedepan mulai dari Selasa (15/06) hingga Kamis (17/06) Kodam IX/Udayana membuka layanan vaksinasi dengan menyasar 1.500 peserta per harinya, dengan menggunakan vaksinasi AstraZeneca.
Sementara, untuk wilayah NTB, NTT menyasar 6.500 peserta vaksinasi per harinya. Dengan melibatkan 20 tim vaksinator yang berasal dari TNI- Polri, Dinkes Kabupaten/Kota dan dari faskes setempat.
"Ini kan setelah tiga hari terlaksana. Setelah itu kami datangi ke rumah-rumah warga yang berada di daerah terpencil dan sifatnya mobile. Vaksin kami dibawa ke sana, kerjasama dengan Dinkes, Babinsa Bhabinkamtibmas," katanya.
Terkait dengan adanya varian virus Delta dari India, Kakesdam mengatakan bahwa hingga saat ini tidak ada ditemukan di wilayah Bali. "Karena (Virus) mutasi karakternya lebih berat, untuk itu jangan sampai tertular, jangan sampai terkena dan kalau terjangkit, jenis flu nya lebih berat, sesaknya berat dan di RS lebih lama perawatannya dan penyebarannya cepat," katanya.
Virus ini, kata dia memiliki tanda-tanda seperti penyakit saluran pernafasan pada umumnya yaitu sesak nafas dan flu berat. "Untuk virus Delta ada di India tapi kalau di Indonesia tidak ada makanya belum ada kebijksanaan 18 tahun ke bawah divaksin," katanya.