Jakarta (ANTARA) - Epidemiolog menilai pengendalian COVID-19 dan progres vaksinasi di Bali berjalan cukup baik menjelang pembukaan pariwisata di Pulau Dewata secara penuh termasuk untuk wisatawan mancanegara.
Epidemiolog dari Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia (PAEI) Masdalina Pane saat dihubungi di Jakarta, Jumat, mengatakan protokol kesehatan di tingkat masyarakat, pengendalian oleh pemerintah, dan progres vaksinasi harus terus diterapkan agar bisa menekan angka kasus COVID-19 serendah mungkin dan industri pariwisata di Bali bisa kembali pulih.
Per hari ini, data Satgas Penanganan COVID-19 melaporkan kasus konfirmasi positif di Bali mencapai 51 orang, 75 orang sembuh, dan 3 orang meninggal dunia. Selain itu Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati mengatakan saat ini hampir 50 persen dari total penduduk Bali yang berjumlah 4,32 juta jiwa sudah divaksinasi.
"Menurut saya itu hal yang baik. Tapi kita ingin pengendalian pada titik serendah mungkin. Apakah 51 (kasus positif) itu cukup rendah, mungkin iya," kata Masdalina yang merupakan Kepala Bidang Pengembangan Profesi Perhimpunan Ahli Epidemiolog Indonesia (PAEI).
Baca juga: Tabanan perketat prokes objek wisata sambut WFB (video)
Masdalina mengingatkan agar penerapan protokol kesehatan 3M yaitu memakai masker, mencuci tangan pakai sabun, menjaga jarak serta menghindari kerumunan harus diterapkan secara ketat oleh wisatawan. Dia menekankan penerapan protokol kesehatan 3M bukan hanya sekadar imbauan, akan tetapi tetap ada pengawasan.
Menurutnya, pengendalian antara kesehatan dan ekonomi pariwisata di Bali harus berjalan beriringan. Dia menyarankan agar perekonomian yang dibuka adalah industri pariwisata yang sesuai dengan standar.
Dia menyebut tidak perlu menetapkan tarif atau biaya berwisata yang murah untuk mengejar target kunjungan wisatawan, namun sebaliknya membuka akses bagi wisatawan yang berpotensi besar terhadap peningkatan perekonomian di Bali.
"Dengan standar dan kualitas yang tinggi membuat suatu wilayah itu lebih terlindungi," kata Masdalina.
Seperti diketahui, pemerintah berencana membuka pariwisata Bali secara penuh termasuk untuk wisatawan mancanegara mulai Juli 2021. Untuk mempersiapkan hal tersebut, pemerintah menggenjot vaksinasi kepada para pelaku pariwisata di Bali hingga 70 persen dari populasi penduduk.
Saring wisman
Masdalina juga menyarankan agar pemerintah menyaring secara ketat wisatawan mancanegara (wisman) yang akan berwisata ke Pulau Bali di masa pandemi sebagai upaya efektivitas peningkatan ekonomi dan pengendalian COVID-19.
Menurut Masdalina, penyaringan wisatawan mancanegara bertujuan agar perekonomian di sektor pariwisata Bali berpengaruh secara signifikan, sekaligus tidak menambah beban adanya potensi kasus COVID-19.
"Pandemi mengajarkan pada kita dalam tanda kutip tidak murahan, artinya mereka yang datang berwisata ke Bali itu harus terpilih. Jangan lagi wisatawan yang modal nekat, yang harus dibuka itu yang terstandar," katanya.
Baca juga: Kemenko Marves jadikan Nusa Dua sebagai proyek percontohan "Work From Bali"
Hal tersebut, kata Masdalina, seperti halnya dilakukan oleh sejumlah negara di dunia yang menyaring secara ketat setiap warga negara asing yang berkunjung ke negaranya di masa pandemi COVID-19. Dia juga memberikan catatan agar pemerintah melakukan skrining secara ketat agar jangan sampai wisatawan mancanegara malah membawa virus mutasi baru.
Masdalina menyebutkan jumlah 50 persen warga Bali yang sudah divaksin dan sebagian besar bekerja di sektor pariwisata belum cukup untuk menciptakan kekebalan kelompok. Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan setidaknya 70 persen dari populasi harus divaksinasi untuk menciptakan kekebalan kelompok.
Kendati demikian Masdalina menyebut jumlah orang-orang yang memiliki kekebalan terhadap COVID-19 di Bali bisa jadi lebih dari 50 persen lantaran orang yang sudah pernah terpapar COVID-19 telah memiliki antibodi terhadap Virus Corona.
Seperti diketahui pemerintah berencana membuka pariwisata Bali secara penuh termasuk untuk wisatawan mancanegara mulai Juli 2021. Untuk mempersiapkan hal tersebut, pemerintah menggenjot vaksinasi kepada para pelaku pariwisata di Bali hingga 70 persen dari populasi penduduk.